COVID-19 Melonjak, Kadin Disarankan Tak Gelar Munas di Kendari

Ilustrasi swab test virus corona.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berencana menggelar Musyawarah Nasional (Munas) di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada akhir Juni 2021.

Virus HMPV yang Merebak di China Telah Ditemukan di Indonesia, Kenali Gejala Ini

Epidemiolog pada Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Ramadhan Tosepu, tidak menyarankan hajatan itu tetap diselenggarakan terutama di Kendari dengan pertimbangan kembali terjadi lonjakan kasus COVID-19 dalam dua hari terakhir. “Untuk pelaksanaan acara [Munas Kadin] sebesar itu akan sangat rawan," ujarnya saat dihubungi VIVA, Selasa, 22 Juni 2021.

Menurut Ramadhan, Munas Kadin tentunya akan menghadirkan ratusan, bahkan ribuan, peserta yang datang dari sejumlah kota besar. Meski berdalih akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dia sangsi penerapannya akan dipatuhi secara disiplin oleh seluruh peserta.

Deretan Fakta Virus HMPV yang Merebak di China, Akankah Jadi Pandemi Seperti Covid-19?

"Siapa yang bisa hitung jumlah yang datang di dalam ruangan. Pasti mereka bercengkerama saat terjadi pertemuan, karena tim sukses dan lain sebagainya," ujarnya.

Dia kembali menegaskan bahwa Kota Kendari sekarang harus dipertimbangkan apabila hendak menggelar hajatan besar seperti Munas Kadin.

China Diserang Virus Baru HMPV yang Menyebar Cepat, Bakal Sama Seperti COVID-19?

Selain itu, Ramadhan juga menyoroti makin longgarnya protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 di Kota Kendari yang dianggap faktor penyebab lonjakan kasus penularan virus Corona.

Dia menyebut, pertemuan sekarang dilakukan dengan pola tata muka di hotel dan tempat-tempat oleh aparatur pemerintah, bukan lagi lewat aplikasi Zoom seperti yang sebelumnya dilakukan.

Pengunjung di lapangan MTQ, Kota Kendari, katanya, rata-rata tidak lagi memedulikan protokol kesehatan. "Mereka berkerumun, tidak pakai masker—longgarnya luar biasa. Bukan berarti kita takut dan gegabah, tetapi mekanisme prokes harus selalu diperhatikan," ujarnya.

Ramadhan membandingkan dengan pola penegakan protokol kesehatan di Kendari dengan di Kota Makassar. Di Kota Makassar, menurutnya, sangat bagus sehingga masyarakat juga terdidik.

"Saya baru-baru dari Kota Makassar. Kami sempat minum kopi di warkop. Pas jam 10.00 (pukul 22.00), datang pegawai warkop minta maaf karena sudah waktunya menutup pelayanan dikarenakan takut disanksi dengan dicabut izinnya. Ini merupakan pola penerapan protokol kesehatan yang baik dan perlu ditiru," katanya.

Ilustrasi Tes Covid-19 Lewat Air Liur.

Sudah Ditemukan di Indonesia, Ini Bedanya Virus HMPV dan COVID-19?

Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang merebak di China, kini dilaporkan telah ditemukan di Indonesia. Apa sih bedanya dengan Covid-19?

img_title
VIVA.co.id
7 Januari 2025