Menko Luhut Kasih Bukti Buat yang Berfikir Negatif Soal Investasi
- Irfan.
VIVA – Menteri Koordinator bidan Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, hadirnya beberapa industri pengelolaan mineral logam nikel di Provinsi Maluku Utara mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan. Sehingga pada akhirnya mengungkit ekonomi secara nasional.
Dalam kunjungan kerja ke wilayah industri PT Indonesia Weda Bay Idustrial Park (IWIP) di Halmahera Tengah, Maluku Utara, Selasa 22 Juni 2021, Mantan Staf Kepresidenan itu di dampingi Mendagri Tito Karnavian, Menhub Budy Karya Sumadi dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil.
Luhut menyatakan, investasi di Maluku Utara terus meningkat meski Indonesia mengalami resesi dampak COVID-19. Maluku Utara menjadi salah satu dari empat daerah lainnya di Indonesia yang tidak mengalami kontraksi.
"Maluku Utara mengalami kenaikan ekonomi sejauh tujuh persen padahal nasional kita berada diangka nol koma sekian persen. Artinya keberadaan beberapa industri hilirisasi nikel seperti PT IWIP, PT Harita Nickel di Obi Halmahera Selatan dan PT Antam di Halmahera Timur mampu memberikan dampak positif buat ekonomi daerah," ucap Luhut.
Baca juga: Antam Buka-bukaan Soal Heboh Skandal Impor Emas Rp47,1 Triliun
Dia berharap, situasi kondusif ramah investasi tersebut dapat terus dijaga. Karena kehadiran pabrik-pabrik di Malut dapat menyerap lapangan kerja yang cukup banyak.
PT IWIP sendiri masih pada titik konstruksi smelter dengan total karyawan sebanyak 23 ribu dan Tenaga Kerja Asing sebanyak 5000. Tahun 2024 perusahan itu kembali menyerap tenaga kerja di kisaran 32 ribu hingga dua kali lipat bila turunan produksi Betrai Lithium-Ion kendaraan listrik.
"Bahkan penerimaan tenaga kerja bila disesuaikan dengan jumlah penduduk Maluku Utara tidak mampu untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di perusahaan olehnya itu, dibutuhkan warga dari daerah lainnya " akui Luhut.
Dengan melihat peluang itu, Luhut optimistis pertumbuhan ekonomi di Indonesia timur dapat positif. Karena permintaan produk yang disediakan pabrik sangat banyak, dan pada tahun 2024 Indonesia menjadi salah satu negara produksi Lithium baterai kendaraan terbesar di dunia.
"Nantinya ujung hilirisasi nikel itu akan di buat di Kaltara. Di mana menggunakan Hydro Power sehingga menggunakan green energy yang diminati banyak negara di Eropa," akunya.
Apalagi menurutnya, pada tahun 2030 Eropa hanya menggunakan 15 persen energi fosil. Sehingga Indonesia memainkan peran strategis.
"Mari bersama sama membangun Indonesia lebih baik. Dan, jangan berfikir negatif bahwa kita di kontrol oleh orang asing," tutupnya.
Laporan Irfan Gusti.