PT PP Catat Kontrak Baru Rp6,7 Triliun hingga Mei 2021, Ini Proyeknya

Ppoyek Bendungan PT PP.
Sumber :
  • Dokumentasi PT PP.

VIVA – Perusahaan BUMN bidang konstruksi PT PP Tbk, mencatatkan perolehan kontrak baru tahun ini hingga sampai akhir Mei sebesar Rp6,7 triliun. Dengan komposisi sebesar 60,85 persen atau Rp4,08 triliun dari PT PP dan anak perusahaan sebesar 39,15 persen atau Rp2,62 triliun.

Erick Thohir Tunjuk Maya Watono Jadi Direktur Utama InJourney

Sekretaris Perusahaan PT PP Yuyus Juarsa mengungkapkan, kontrak baru itu berasal dari sejumlah proyek strategis nasional yang digarapnya saat ini.

"Perseroan masih terus mengejar perolehan kontrak baru di tahun ini untuk mencapai target yang telah ditetapkan," kata Yuyus di Jakarta, Jumat, 18 Juni 2021.

Masa Tenang Pilkada, Car Free Day di Sudirman-Thamrin Tidak Diberlakukan pada 24 November 2024

Yuyus menjabarkan, kontrak baru itu berasal dari antara lain, pembangunan proyek Junction Dawuan Tol Cisumdawu sebesar Rp825 miliar, Pegadaian Tower Rp594 miliar, Jalan KIT Batang Paket 1.4 Rp350 miliar, serta Infrastruktur Kawasan Mandalika Rp342 miliar.

Baca juga: Kapasitas Tempat Tidur Isolasi di RSD Wisma Atlet Tersisa 21,4 Persen

Penundaan Rencana Pembentukan BPI Danantara Jadi Sorotan

Kemudian, ada juga pembangunan RSUD Banten Rp241 miliar, Taman Ismail Marzuki Rp190 miliar, dan Jembatan Bogeg & Fly Over KA Bogeg Banten Rp180 miliar. Selanjutnya, rehabilitasi Jaringan Irigasi Rawa Kuala Kapuas Rp178 miliar, LIPI Bandung Rp172 miliar, RSIA Grha Waron Surabaya Rp164 miliar, dan VO SGAR Mempawah (Inner Route) Rp 164 miliar.

Dia menjelaskan, kontrak baru hingga Mei 2021 Rp6,7 triliun itu berdasarkan kepemilikan (owner) adalah, Pemerintah sebesar Rp1,90 triliun atau setara 28,34 persen, BUMN (SOE) sebesar Rp1 triliun atau setara 15,32 persen, dan swasta sebesar Rp3,78 triliun atau setara 56,34 persen.

Sementara itu, berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan adalah jalan dan jembatan sebesar 53,74 persen, gedung sebesar 32,78 persen, dan industri sebesar 5,26 persen. Kemudian, irigasi sebesar 4,99 persen, bandar udara sebesar 1,36 persen, minyak dan gas sebesar 1,17 persen, dan pembangkit listrik sebesar 0,70 persen.

"Perseroan juga mulai memasuki area pertambangan melalui anak usahanya, yaitu PT PP Presisi Tbk. Dimana hal tersebut merupakan salah satu bentuk pengembangan new market perusahaan,” katanya. (Ant)

Ilustrasi Perusahaan

Sinergi atau Persaingan? Pembentukan Danantara dan Posisi Kementerian BUMN di Masa Depan

Pembentukan Danantara membawa perubahan pada Kementerian BUMN, mengalihkan fokus pengelolaan aset besar dan investasi untuk memperkuat ekonomi Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024