Stafsus Erik Thohir Gak Percaya Limit CC Ahok dari Pertamina Rp30 M

Komut Ahok dan Condro Kirono kunjungi area kilang Pertamina Balongan
Sumber :
  • Rilis Pers

VIVA – Komisari PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali membuat heboh dengan mengungkapkan limit kartu kredit atau credit card (CC) yang diberikan BUMN minyak itu ke dirinya. Nilainya fantastis hingga Rp30 miliar, di luar fasilitas dan tunjangan lain yang didapatkan sebagai komisaris.

Pertamina Investigasi Viralnya Mobil-mobil Alami Kerusakan Diduga Pakai Pertamax

Merespons hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengakui, beberapa perusahaan BUMN memang ada yang memberikan fasilitas kartu kredit kepada jajaran direksi atau komisarisnya. Namun, penggunaannya tidak boleh untuk keperluan pribadi.

"Saya sudah cek, menurut BUMN yang saya cek memang ada fasilitas CC tapi untuk keperluan perusahaan bukan untuk keperluan pribadi. Kalau untuk keperluan pribadi tidak boleh," kata Arya kepada media, Rabu 16 Juni 2021.

Kenapa SPBU Asing Kesulitan Bertahan di Indonesia? Ini Penyebabnya!

Arya memastikan, pemakaian kartu kredit untuk keperluan perusahaan BUMN. Supaya orang yang mendapatkan fasilitas itu tidak memakai uang tunai, sehingga lebih transparan dan dapat dikontrol.

"Itu dari hasil pantauan kami di beberapa perusahaan BUMN," ujarnya.

Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar di Istora Senayan

Selain itu, penelurusan itu juga diakui Arya menemukan fakta bahwa limit dari fasilitas kartu kredit itu tidak ada yang sampai Rp30 miliar.

Baca juga: Kasus COVID Melonjak, Menaker: Keselamatan Pekerja Harus Diutamakan

"Limit atasnya Rp50-Rp100 juta, dan pemakaian hanya untuk kepentingan perusahaan," kata Arya.

Dia menambahkan, berdasarkan pengecekannya ke Pertamina, pihak Pertamina sendiri sudah memastikan bahwa tidak ada limit kartu kredit yang mencapai hingga Rp30 miliar, baik untuk jajaran direksi dan komisaris.

"Kami mendukung semua efisiensi yang dilakukan oleh setiap BUMN, apalagi kalau efisiensi tersebut berhubungan dengan capex (capital expenditur) dan opex (operating expense) yang memang memengaruhi keuangan BUMN," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya