Program Petani Milenial Ridwan Kamil Dijanjikan Terwujud Akhir 2021
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Membudayakan pola smart farming di Jawa Barat dengan program Petani Milenial yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dinilai terobosan baru yang membutuhkan jangka waktu panjang. Selain harus menyeleksi pelakunya, ketersediaan infratruktur dan penerapan perangkat yang masuk akal di lingkungan para petani harus dimatangkan.
Ridwan Kamil, yang menunjuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Agro Jabar, tengah merancang fasilitas etalase untuk produktivitas komoditas yang dikembangkan Petani Milenial, di antaranya green house untuk pertanian, perikanan dengan teknologi bioflok, budi daya ayam, yaitu menerapkan close house.
"Tapi memang itu semuanya butuh waktu. Ditargetkan sampai akhir tahun 2021 semua percontohan garapan Petani Milenial akan ada di lahan seluas kurang lebih dua hektare,” kata Project Planer Agro Jabar, Herdian Satria, kepada VIVA, Rabu, 16 Juni 2021.
Menurutnya, program Petani Milenial merupakan sektor potensial dalam pemulihan ekonomi terdampak pandemi COVID-19. Program itu menjadi salah satu solusi karena bertemunya dua solusi antara masalah banyaknya lahan yang tidak tergarap dengan para pencari kerja, selain demi mewujudkan kedaulatan pangan di Jawa Barat.
Herdian menambahkan, untuk mematangkan program itu, pihaknya membutuhkan hasil riset analisis manajeman risiko terutama pada masalah pembiayaan. Dia telah menyiapkan beberapa skema pembiayaan yang dikerjasamakan dengan lembaga perbankan.
Selain itu, untuk regenerasi petani, pihaknya membuka program magang bagi pelajar. Dalam program magang itu para siswa dibekali ilmu pengetahuan manajeman budidaya sampai pascapanen. "Rata-rata kita menerima magang anak SMK dan mahasiswa ketika melakukan praktik kerja lapangan," ujar.