Menko Airlangga Jabarkan Reformasi Struktural RI di Forum APEC
- Dokumentasi Kemenko Ekonomi.
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, krisis yang terjadi akibat Pandemi COVID-19 adalah momentum penting untuk melakukan reformasi struktural di Indonesia.
Dia pun menegaskan, Pemerintah bertekad mengimplementasikan prinsip-prinsip pembangunan inklusif. serta menggunakan krisis sebagai momentum untuk melakukan reformasi struktural secara komprehensif.
Hal ini dia sampaikan saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Reformasi Struktural Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) ke-3 yang digelar secara virtual pada Rabu, 16 Juni 2021
“Pandemi COVID-19 merupakan momentum untuk melakukan reformasi struktural yang menyeluruh bagi perekonomian Indonesia," kata dia saat itu.
Baca juga: Membaca Isyarat Ronaldo-Pogba Singkirkan Botol Coca-Cola dan Heineken
Reformasi struktural yang dilakukan Indonesia menurutnya diwujudkan melalui peta jalan atau roadmap pembangunan ekonomi yang lebih hijau, lebih cerdas, lebih produktif, dan berkeadilan
APEC, kata Airlangga, juga memiliki agenda reformasi struktural 2021-2025 yang meliputi upaya peningkatan efisiensi birokrasi, kemudahan berusaha, peningkatan kepastian hukum hingga peningkatan kualitas regulasi.
Kemudian juga terkait hal-hal lainnya yang diidentifikasi sebagai hambatan-hambatan struktural yang selama ini menjadi salah satu faktor utama biaya ekonomi tinggi. Serta berimplikasi pada rendahnya daya saing satu ekonomi dalam perdagangan dan investasi.
Pemerintah Indonesia dikatakannya berkomitmen mendukung empat pilar Reformasi Struktural lima tahun ke depan (2021-2025) yaitu pertama menciptakan lingkungan pasar ekonomi yang terbuka, transparan dan kompetitif.
Kedua, mendorong percepatan pemulihan bisnis dan ketahanan dari adanya tekanan atau shock di masa depan. Ketiga, memastikan kesetaraan kesempatan yang inklusif, keberlangsungan pertumbuhan dan kemakmuran yang lebih baik diantara masyarakat.
Keempat adalah pemanfaatan inovasi, teknologi baru, dan pengembangan skill atau kemampuan sumber daya manusia untuk mendorong produktivitas dan digitalisasi.
"Pertumbuhan berkelanjutan merupakan kunci dalam pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 dan pertumbuhan inklusif berkelanjutan dapat dicapai melalui program-program green economy,” tuturnya.