Kejar Target Produksi Gula, Pemerintah Dorong Perluasan Lahan Tebu

Petani tebu.
Sumber :
  • ANTARA/Arief Priyono

VIVA – Dalam upaya pembenahan industri gula nasional, PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) saat ini tengah berupaya mengoptimalisasi dan memperluas aset lahan kebun tebu milik mereka. Kepala Bidang Pengembangan Tanaman Perkebunan Lainnya Kemenko Perekonomian, Darto Wahab memprediksi, produksi gula nasional dari dalam negeri berbasis tebu tahun 2021 diestimasikan 2,1 juta ton.

Raker dengan DPR, Menhut Tegaskan Tak Segan Cabut Izin PPKH Perusahaan Nakal

"Oleh karenanya, diperlukan upaya - upaya pembenahan sektor gula secara berkelanjutan melibatkan para petani tebu," kata Darto dalam keterangan tertulisnya, Senin 14 Juni 2021.

Darto mengatakan bahwa sejumlah pembenahan Industri gula tentu tidak luput dari tantangan-tantangan, seperti salah satunya adalah pembangunan perkebunan tebu. 

Pemerintah Harus Jamin Kenaikan PPN 12 Persen Bermanfaat Kembali ke Rakyat

"Saat ini perkebunan di Indonesia terbatas sehingga diperlukan perluasan lahan kebun tebu," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Kasih Target ke Anies 100 Ribu Vaksinasi per Hari

Penundaan Rencana Pembentukan BPI Danantara Jadi Sorotan

Perluasan lahan itu, lanjut Darto, perlu diimbangi dengan bibit, pupuk, air, dan infrastruktur yang memadai. Berdasarkan data, Darto mengakui periode 2016-2020 sejalan dengan pertumbuhan areal, produksi gula cenderung menurun dengan rata-rata 0,79 persen per tahun.

Oleh karenanya, Darto pun mendukung BUMN yang beroperasi di sektor gula, perkebunan, dan sektor terkait lainnya, untuk bersama-sama melakukan pembenahan industri gula nasional dengan merangkul stakeholders. Dimana, salah satu prioritasnya adalah para petani tebu.

Melihat potensi optimalisasi aset untuk perluasan lahan, Direktur Manajemen Aset PT RNI (Persero), Endang Suraningsih, bersama Kemenko Perekonomian dan jajaran Komisaris serta Direksi PT Madu Baru, melakukan survei meninjau Pabrik Gula (PG) Madukismo RNI Group yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta.

Endang menjelaskan, Pabrik Gula Madukismo yang kepemilikan sahamnya oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebesar 65 persen dan saham RNI sebesar 35 persen ini, memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi gula. Oleh sebab itu, diperlukan optimalisasi aset melalui rencana perluasan lahan kebun tebu di area sekitar.

"Saat ini sedang diupayakan optimalisasi aset lahan kolaborasi dengan petani tebu lokal maupun Sinergi BUMN sektor terkait, melalui pola-pola kerja sama yang saling mendukung antara pemerintah, industri gula, petani maupun penggarap kawasan hutan," ujar Endang.

Diketahui, selain hal tersebut, RNI saat ini juga sedang mengupayakan perluasan lahan perkebunan tebu. Hal itu akan dilakukan melalui kerja sama dengan BUMN lain di sektor terkait, pada beberapa wilayah kerja seluas 20.000 hektare yang juga sedang dalam tahap survey kesesuaian peruntukannya menjadi perkebunan tebu.

Sebelumnya, secara terpisah Direktur Utama PT RNI, Arief Prasetyo Adi bersama Dirut PTPN III dan Dirut Perhutani, juga telah menargetkan untuk menanam tambahan tebu di 80 ribu Hektare secara nasional sampai dengan akhir 2024. RNI yang saat ini diketahui memiliki lima Pabrik Gula di Pulau Jawa, saat ini juga tengah mempersiapkan baik 'on farm' maupun 'off farm' secara simultan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya