BTN Bidik Potensi Santri Jadi Developer, Begini Caranya

Ilustrasi santri di pesantern.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA – Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, BTN dorong generasi milenial yang memiliki minat menjadi developer untuk mewujudkan cita-citanya. Untuk itu berbagai pelatihan yang menggandeng banyak institusi telah digelar perseroan agar para milenial sukses menjadi developer.

Lembaga Amil Zakat Bangun Ruang Kelas Tahfidz di Luwu Timur, Wujudkan Mimpi Generasi Qur'ani

Hal itu salah satunya dibutkikan dengan menggandeng Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur yang memiliki santri mencapai ribuan orang. Program BTN Santri Developer yang telah dilakukan sejak tahun lalu merupakan sinergi dengan Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahdliyin (Nusantara Utama Cita/NU Circle).

“Kami mengharapkan, kelak para santri setelah mengenyam pelatihan ketrampilan wirausaha di BTN Santri Developer ini dapat menjadi motor ekonomi di pedesaan atau kota kecil khususnya di bidang perumahan. Sehingga ke depan, Insya Allah mendukung keberhasilan program Pemerintah dalam penyediaan perumahan,” ujar Haru pada acara Pembukaan Pelatihan BTN Santri Developer Kebangsaan 2021 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dikutip Minggu 6 Juni 2021.

Majelis Masyayikh Sebut UU Pesantren Cetak Generasi Santri Berdaya Saing

Dia menuturkan tahun lalu program BTN Santri Developer telah diikuti oleh 1.162 peserta. Tahun ini sampai dengan bulan Mei 2021 sudah ada sekitar 1.000 peserta yang dilatih.

Baca juga: PP Properti Sulap Area Laguna Jadi Hunian Modern, DP Nol Persen

Industri Properti Menggeliat, Lippo Karawaci Perluas Penawaran ke Pembeli Rumah Pertama

“Para peserta akan diberikan pengetahuan mengenai pertanahan, perizinan, pembiayaan dan skill set. Materi-materi pelatihan tersebut, merupakan bekal awal bagi peserta untuk memahani industri perumahan,” paparnya.

Menurut Haru, program Pelatihan BTN Santri Developer dan juga program pelatihan lainnya sangat penting bagi kemajuan industri properti khususnya perumahan. Sebab, kebutuhan rumah setiap tahunnya di Indonesia sangat tinggi mencapai 400.000 unit. 

“Namun suplai dari pengembang belum bisa mengimbangi kebutuhan akan rumah saat ini,” jelas Haru. 

Dengan adanya berbagai pelatihan dalam mencetak wirausaha di bidang properti, Haru berharap antara suplai dan demand di sektor perumahan bisa seimbang. Serta, pada akhirnya mengurangi angka backlog yang saat ini sekitar 11 juta unit. 

Demand begitu banyak tetapi suplai terbatas. Oleh karena itu peran kita semua, peran para calon-calon developer muda dan juga dari peran NU Circle meningkatkan sisi suplai. Sehingga jumlah developer bertumbuh dan semua kebutuhan rumah bisa disediakan khususnya kebutuhan rumah menengah ke bawah,” papar Haru.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz mengapresiasi program BTN Santri Developer yang memberikan kesempatan yang baik bagi para santri.

“Mudah-mudahan dengan adanya program ini ekonomi masyarakat terus meningkat, serta para santri memahami perkembangan proses bisnis developer perumahan. Ini menjadi kesempatan atau momen yang sangat baik,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya