Menko Luhut ke Korsel Bertemu Bos LG hingga Hyundai, Ini Hasilnya

Kunjungan kerja Menko Luhut ke Korea Selatan
Sumber :
  • Kemenko Marves

VIVA – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan telah melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan pada tanggal 24-25 Mei 2021. Kunjungannya ke negeri ginseng itu didampingi oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

Ramalan Robert Kiyosaki Terbukti, Hati-Hati Berinvestasi saat Masa Krisis Ekonomi Global

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara di berbagai bidang, utamanya peningkatan investasi industri farmasi dan juga green energy.

Pada Selasa 24 Mei 2021 kemarin, Luhut beserta delegasi melakukan serangkaian pertemuan dengan berbagai perusahaan asal Korea Selatan. Di antaranya yakni CEO LG Energy Solution, Jong Hyun Kim, Chairman of Korea Federation of Banks, Kim Gwang-soo, Vice Chairman/CEO SK E&S Co. Ltd, Jeong Joon Yu, serta perusahaan farmasi Sungwun Pharmacopia.

Robert Kiyosaki: Investasi Aset Nyata Jadi Pilihan Terbaik Amankan Kekayaan

"Selama dua hari kami bertemu dengan beberapa perusahaan Korea Selatan seperti Hyundai, LG Energy Solution, SK, yang juga berkomitmen terhadap eco-friendly dan penurunan emisi karbon," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat 28 Mei 2021.

Baca juga: Beli Rumah di Jakarta Sekarang, Siapkan Dana Minimal Segini

4 Koin Kripto Diprediksi Punya Prospek Cerah: Investasi Sekarang, Amankan Masa Depan Keuangan Anda!

Luhut mengaku senang mengetahui bahwa perusahaan-perusahaan Korsel juga akan berinvestasi untuk bidang yang ramah lingkungan. "Untuk membantu mencapai target penurunan emisi karbon," ujarnya.

Dalam pertemuan dengan CEO LG Energy Solution, Jong Hyun Kim, Menko Luhut bahkan membahas investasi di bidang baterai kendaraan listrik. Konsorsium LG sendiri telah menandatangani perjanjian awal yang dilakukan secara virtual pada tanggal 29 April 2021. 

Selanjutnya, Luhut beserta rombongan juga bertemu dengan Chairman of Korea Federation of Banks, Kim Gwang-soo untuk membahas investasi ke Sovereign Wealth Fund (SWF) sebagai komitmen pemerintah dalam menarik investasi guna membantu pembangunan infrastruktur.

Kemudian, Luhut dan rombongan juga melanjutkan pertemuan dengan Sungwun Pharmacopia, untuk mengajak perusahaan farmasi tersebut meningkatkan investasi dalam pengembangan bahan baku obat (BBO) atau Active Pharmaceutical Ingredient (API) di Indonesia melalui kerja sama dengan Kimia Farma.

Selain itu, Menko Luhut juga melakukan kunjungan ke Hyundai Motorstudio, yang dilanjutkan pertemuan dengan President & CEO of Hyundai Youngjoon Yoon. Hyundai sendiri merupakan salah satu perusahaan yang memiliki peran penting dalam transisi energi dengan penggunaan energi hidrogen.

Sedangkan pada tanggal 25 Mei 2021, Menko Luhut melakukan pertemuan bersama Vice Chairman & CEO of Celltrion Healthcare, Hyoung Ki Kim untuk membahas pengembangan vaksin antara Genexine dan PT Kalbe Farma.

Selanjutnya, rombongan melakukan pertemuan dengan Samsung Electronics, untuk membahas potensi investasi Samsung di Indonesia. Agenda hari tersebut ditutup dengan pertemuan bersama pihak The National Pension Service of Korea, Kim Yong Jin.

Kunjungan kerja Menko Luhut ke Korea Selatan kali ini membawa misi meningkatkan komitmen Indonesia, untuk mencapai target penurunan emisi karbon. Oleh karena itu, selain bertemu dengan perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan, rombongan juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan, Han Jeoung-ae, untuk membahas kerja sama untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan nilai ekonomi karbon (carbon pricing).

Luhut juga fokus untuk memastikan poin mengenai transfer teknologi dalam setiap investasi yang akan masuk ke Indonesia.

"Ini menjadi satu dari lima kriteria yang harus dipenuhi investor asing jika ingin berinvestasi di Indonesia. Kriteria lainnya adalah membawa teknologi yang ramah lingkungan, menggunakan tenaga kerja lokal Indonesia, menciptakan nilai tambah, dan kerja sama business to business (B2B)," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya