BI: Meeting hingga Konvensi di Bali Tahan Laju Kontraksi Ekonomi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.
Sumber :
  • Antaranews Bali/HO-BI Bali/2021

VIVA – Skema atau program "Work from Bali" yang dicanangkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diprediksi dapat menahan laju kontraksi perekonomian di Pulau Dewata pada 2021. Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.

Rupiah Melemah 1,37 Persen hingga Pekan Kedua Desember, BI Ungkap Tertekan Ketidakpastian Global

Termasuk adanya event seperti rapat, konvensi hingga pameran yang dikenal dengan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE), akan ikut mendukung geliat ekonomi.

"Dengan adanya program Work from Bali (WFB), melalui akselerasi pariwisata domestik berbasis MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) ini, maka tingkat penghunian kamar hotel (TPKH) juga akan mengalami peningkatan," kata Trisno di Denpasar, Kamis, 27 Mei 2021.

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen, Ini Pertimbangannya

Hingga kuartal I-2021, ekonomi Bali masih merosot hingga -9,85 persen, meskipun sedikit melandai jika dibandingkan dengan kuartal IV-2020 yang tercatat -12,21 persen. Sebelumnya, selama periode 2017-2019, ekonomi Bali relatif tumbuh stabil pada kisaran 5 persen hingga 7,54 persen.

Sedangkan untuk tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan Maret 2021 juga tercatat sangat minim yakni sebesar 10,24 persen.

Bank Indonesia Diproyeksi Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Trisno melihat dengan Work from Bali akan memberikan "multiplier effect" terhadap lapangan usaha lain, baik di sektor pariwisata maupun sektor pendukung pariwisata juga cukup besar.

"Seperti UMKM, transportasi, event organizer, destinasi wisata, souvenir, dan sektor pendukung pariwisata akan ikut terdorong aktivitasnya," ucapnya.

Menurut Trisno, pemerintah sebelumnya telah merancang program serupa dan pernah dilakukan di tahun 2002 setelah Peristiwa Bom Bali I, dan terbukti saat itu memberikan manfaat terhadap perekonomian lokal.

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Work from Bali merupakan salah satu 'quality tourism' yang juga menjadi target reorientasi pariwisata Bali pasca-pandemi," ujarnya.

Oleh karena itu, Trisno mengajak semua pihak harus bersinergi dan berkolaborasi untuk menyukseskan program ini, sehingga kepercayaan terhadap Bali akan meningkat dan pemulihan akan berjalan lebih cepat.

Dengan masifnya program vaksinasi COVID-19 di Provinsi Bali, bahkan yang dosis pertama sudah di atas 40 persen dari target sasaran, Trisno berpandangan program Work from Bali (WFB) bisa saja dilakukan di luar tiga kawasan yang masuk Zona Hijau (Ubud, Sanur dan Nusa Dua).

"Saya kira dengan perkembangan vaksinasi yang sudah meluas dan tidak hanya di tiga Zona Hijau, jadi di luar itu bisa saja dilakukan WFB," kata mantan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta itu. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya