Munas Kadin Ditunggu Warga Bali, Pemerintah Diingatkan Soal Devisa

Ilustrasi wisata Bali.
Sumber :

VIVA – Para pengusaha dan masyarakat Bali menyatakan kekecewaannya terhadap adanya isu mengenai pembatalan Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Bali pada 2-4 Juni 2021. Mereka pun mengingatkan sumbangan devisa selama ini.

Indeks Harga Properti Komersial di Bali Meningkat hingga 9,86 Persen

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali Anak Agung Bagus Tri Candra Arka alias Gung Cok mengatakan, masyarakat Bali mengharapkan agar munas tersebut tetap digelar secara jadwal dan tempat yang telah ditetapkan.

"Itu yang kita harapkan, bukan berarti kita mengenyampingkan daerah-daerah lain, destinasi wisata kita nomor dua di dunia, sekarang Indonesia pun devisa sumbangannya sebagian besar dari Bali," kata dia saat dihubungi VIVA, Kamis, 27 Mei 2021.

Pengentasan Kemiskinan Jadi Isu Utama Rapimnas Kadin 2024

Baca juga: Tutup Seluruh Gerai Giant, Intip Kinerja Keuangan Hero

Dia mengatakan, penyelenggaraan besar seperti munas organisasi besar ini bukan hanya dinikmati masyarakat lokal jika betul-betul dilaksanakan di Bali. Namun juga akan dinikmati masyarakat Indonesia secara keseluruhan, lantaran Bali berikan sumbangan devisa terbesar.

Literasi untuk Masyarakat Menengah ke Bawah Masih Jadi Tantangan

"Yang menikmati kita juga, beri devisa dari Bali. Selama ini kan sudah berapa triliun dana di pusat pun sudah menyebar keseluruhan Indonesia juga kan jadi itu yang kami sangat sayangkan kalau dipindahkan ke Kendari," paparnya.

Jika keputusan pembatalan itu benar ditetapkan dan dipindahkan ke lokasi lain, khususnya Kendari, sebagaimana yang diisukan, menurutnya bukan langkah yang bijak dilakukan pengurus pusat Kadin. Termasuk Pemerintah, yang dikabarkan terlibat dalam pembatalan ini.

"Itu yang sangat kami sayangkan kalau di pindah ke Kendari, mohon maaf keluarga kami di Kendari  bukan maksud kami mengesampingkan tapi karena kami di Bali menjadi salah satu daerah wisata," ucap Gung Cok.

Dia pun menganggap, jika penyelenggaran seperti munas ini sukses dilaksanakan di Bali, maka keyakinan wisatawan dunia akan kembali pulih untuk datang ke Indonesia. Hal ini bisa memberikan pundi-pundi devisa baru, tidak hanya ke Bali namun juga kawasan wisata lain.

"Dengan event-event begini kami dilirik kembali, dikunjungi semoga teman-teman di daerah lain bisa mendengar teriakan masyarakat Bali sangat menginginkan event-event bukan hanya Kadin saja karena kami menggantungkan nasib masyarakat di pariwisata," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya