Cerita Dirut MRT Bangun Jalur Kereta Pakai Konstruksi Digital
- VIVA/Purna Karyanto
VIVA – Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengungkapkan bahwa pembangunan jalur kereta api telah memanfaatkan konstruksi digital. Model konstruksi yang memanfaatkan teknologi digital tersebut dikatakannya tengah berkembang.
William menekankan, pembangunan infrastruktur di era revolusi industri 4.0, proses konstruksi juga mau tidak mau harus mengadopsi pendekatan berbasis digital. Sehingga tren otomasi, cyber system hingga pertukaran data antar industri jadi komponen tak terpisahkan.
"Dunia konstruksi bergerak dari pendekatan konvensional menjadi pendekatan basisnya adalah digital. Mau tidak mau MRT Jakarta sebagai bagian dari modern construction industri di Indonesia harus adopt system ini," kata dia dalam webinar, Kamis, 27 Mei 2021.
Baca juga: IHSG Menghijau Terdorong Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II
Mendasari definisi yang dibangun oleh McKinsey & Company, William mengatakan, konstruksi digital memiliki beberapa komponen. Pertama, konstruksi tersebut menggunakan teknologi survei dan geospasial berdefinisi tinggi atau sering disebut high definition (HD).
"Termasuk penggunaan three dimension laser, scanning and drone. Jadi kita sekarang sudah menggunakan teknologi yang sangat maju dalam survei dan ini sudah kita lakukan di MRT jakarta baik di atas maupun di bawah tanah," paparnya.
Adapun komponen kedua, dia melanjutkan, proses pemodelan konstruksinya juga dilakukan melalui teknologi building information modelling. Proses ini diintegrasikan dengan berbagai aspek seperti efisiensi dalam biaya hingga energi dan manajemen fasilitas.
"Dalam kaitan pemodelan konstruksi melalui building information modelling dan ini diintegrasikan dengan berbagai aspek, scheduling, cost, sustainability, energy efficiency dan data asset and facility management," tegas dia.
Ketiga, William mengungkapkan, terkait kolaborasi dan mobilitas digital, yakni dengan memanfaatkan teknologi digital dalam hal integrasi proses bisnis, alur kerja dan koordinasi ke dalam satu platform atau aplikasi.
"Keempat adalah Ineternet of Thing, kita sering mendengar ini, atau aplikasi internet dalam berbagai bidang kehidupan dan yang terakhir, Kelima, adalah inovasi terkait material dan metode konstruksi," ucap William.