Harga Apartemen Turun, Intip Lokasinya

Ilustrasi apartemen
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sektor properti masih berjuang untuk bangkit dari dampak Pandemi COVID-19 hingga saat ini. Pada kuartal I 2021, tercatat harga properti hunian mengalami penurunan secara nasional, apartemen khususnya.

Survei: Pemilih PKS dan Golkar di Depok Solid Dukung Duet Imam-Ririn

Survei Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) kuartal I-2021 menunjukkan terjadinya penurunan indeks harga properti hunian, baik secara kuartalan maupun tahunan. Namun, turunnya harga properti pada kuartal ini lebih disebabkan oleh turunnya harga apartemen.

"Harga RIPMI-H pada kuartal pertama 2021 berada pada angka 110,3, turun 0,4 persen dibanding Q4 2020. Secara tahunan, indeks ini mengalami penurunan sebesar 2 persen. Turunnya indeks harga properti hunian ini lebih terlihat pada segmen apartemen," jelas Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam telekonferensi, Selasa, 25 Mei 2021.

Seminggu Jelang Masa Tenang, Elektabilitas Risma-Gus Hans Stagnan di 20,9% Versi Litbang Kompas

Menurutnya, RIPMI-H menunjukkan indeks harga properti unntuk apartemen berada pada angka 109,9 pada kuartal I-2021, turun 2,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan turun 5,3 persen dibandingkan kuartal pertama 2020.

Meski demikian menurutnya, indeks harga properti untuk rumah tapak berada pada angka 116,3 pada kuartal I-2021. Hal itu, masih mencatatkan kenaikan sebesar 0,6 persen dibanding kuartal sebelumnya dan 0,5 persen secara tahunan. 

SMRC Ungkap Faktor Elektabilitas Pramono-Rano Ungguli 2 Pesaingnya di Pilkada Jakarta

RIPMI juga mencatat turunnya indeks harga gabungan (rumah dan apartemen) terjadi di sejumlah provinsi. RIPMI-H untuk wilayah DKI Jakarta pada kuartal-2021 turun sebesar 0,44 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Meski demikian, penurunan hanya terjadi di segmen apartemen, yakni sebesar 2,6 persen. Sementara segmen rumah tapak masih menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,2 persen.

Baca juga: Sri Mulyani Klaim Pemerintah Kurangi Pengangguran 1,02 Juta Orang

Sementara itu, Jawa Barat mencatatkan kenaikan indeks harga properti gabungan sebesar 0,5 persen yang ditopang oleh kenaikan indeks harga rumah tapak sebesar 1,2 persen. Namun tidak demikian halnya dengan indeks harga apartemen, yang mengalami penurunan sebesar 0,9 persen.  

Tren yang sama juga terlihat di Banten, di mana mencatat kenaikan indeks harga properti gabungan sebesar 1,62 persen secara kuartalan. Kenaikan ini ditopang oleh kenaikan indeks harga rumah tapak sebesar 1,9 persen. Sementara indeks harga apartemen turun 1,6 persen. 

Jawa Tengah juga mencatat kenaikan indeks harga properti gabungan sebesar 1,37 persen secara kuartalan. Kenaikan ini ditopang oleh kenaikan indeks harga rumah tapak sebesar 0,97 persen. Namun indeks harga apartemen turun 0,33 persen.

Kemudian di Jawa Timur, indeks harga properti gabungan menunjukkan penurunan sebesar 1,64 persen secara kuartalan. Penurunan justru disebabkan turunnya harga rumah tapak sebesar 2,13 persen, sementara indeks harga apartemen meningkat sebesar 1,79 persen.

Marine menambahkan kenaikan indeks harga rumah tapak terjadi hampir di seluruh wilayah dengan jumlah suplai properti yang besar, seperti di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali. Sedangkan penurunan indeks harga rumah tapak hanya terjadi di DI Yogyakarta dan Jawa Timur. 

“Pasar properti saat ini masih didominasi rumah tapak. Data suplai Rumah.com menunjukkan bahwa suplai properti masih didominasi oleh rumah tapak yakni sebesar 80 hingga 85 persen dari total suplai. Sementara itu, indeks harga properti Rumah.com menunjukkan peningkatan sebesar 0,6 persen secara kuartalan,” jelasnya.

Sementara itu, Rumah.com Indonesia Property Market Index-Suplai (RIPMI-S) kuartal I- 2021, berada pada angka 178,2. Indeks menunjukkan pertumbuhan suplai properti sebesar 8,4 persen secara kuartalan pada kuartal tersebut. 

Pertumbuhan suplai ini melambat jika dibandingkan kuartal IV-2020 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,6 persen. Pertumbuhan suplai properti pada kuartal-2021 ini dipengaruhi pertumbuhan suplai rumah tapak, yang tumbuh sebesar 9,3 persen, sementara suplai apartemen menurun sebesar 1,6 persen.

Survei itu menunjukkan bahwa suplai properti untuk apartemen paling banyak berasal dari DKI Jakarta, sebesar 64 persen dari total suplai apartemen nasional. Sedangkan suplai rumah tapak paling banyak berasal dari Jawa Barat sebesar 32 persen, DKI Jakarta sebesar 29 persen dan Banten sebesar 17 persen.

Kenaikan suplai rumah tapak tertinggi dialami DKI Jakarta, sebesar 10,64 persen dan Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 9,83 persen. Sementara Banten naik sebesar 8,11 persen. 

Pada segmen apartemen, Jawa Timur mengalami kenaikan suplai sebesar 4,4 persen secara kuartalan. Sementara itu, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten masing-masing turun sebesar 0,4 persen, 0,1 persen, dan 5,1 persen secara kuartalan.

Sebagai informasi, RIPMI merupakan hasil analisis dari 600 ribu listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya