Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi RI Kuartal II-2021 Tumbuh 6 Persen
- www.mandiri-capital.co.id
VIVA – PT Bank Mandiri Tbk memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh pesat pada kuartal II-2021. Pertumbuhan positif ini naik dari kuartal I-2021 yang terkontraksi sebesar 0,74 persen secara tahunan.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan pada kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bisa mencapai 6 persen secara tahunan sehingga secara keseluruhan tahun ini bisa tumbuh 4,4 persen.
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan positif di kuartal II di atas 6 persen dan dapat tumbuh pada 4,4 persen untuk keseluruhan tahun," kata dia, Rabu, 19 Mei 2021.
Andry menjelaskan, proyeksi ini ditopang oleh berbagai indikator mulai menunjukkan perbaikan pada Maret dan April. Didukung oleh stimulus dan belanja modal pemerintah serta dipengaruhi meningkatnya ekspor.
Beberapa sektor yang menurutnya pulih lebih cepat yaitu yang terkait kebutuhan pokok baik sisi produksi, distribusi dan perdagangannya, seperti industri makan dan minum, pendidikan, jasa kesehatan, air, listrik, informasi dan komunikasi.
Selanjutnya, pemulihan bergerak ke sektor durable goods dan yang terkait, seperti industri manufaktur, angkutan darat dan logistik, dan pertambangan. Â Selanjutnya terjadi di sektor angkutan udara, konstruksi, dan properti. Â
"Di tahap akhir, pemulihan ekonomi terjadi di sektor angkutan udara, perhotelan dan properti untuk segmen menengah-atas," tegas dia.
Pemulihan ini menurutnya tidak terlepas dari kebijakan fiskal dan moneter yang masih sangat akomodatif. Suku bunga BI telah diturunkan hingga mencapai level terendah sepanjang sejarah pada 3,5 persen untuk mendukung pemulihan.
"Stimulus fiskal juga dipercepat realisasinya. Berbagai kebijakan stimulus moneter dan makroprudensial juga telah dilakukan seperti pelonggaran aturan Loan to Value Ratio (LTV) bagi perbankan untuk memacu pertumbuhan kredit," ujarnya.
Di samping itu, komoditas seperti CPO, batu bara, minyak mentah dan nikel, telah menjadi faktor penting yang membantu pemulihan perekonomian terutama di wilayah berbasiskan komoditas, seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
"Harga-harga komoditas penting bagi Indonesia seperti CPO, batu bara, minyak, dan nikel sudah tinggi. Ke depan, harga-harga komoditas secara rata-rata masih akan di level yang relatif tinggi dibandingkan tahun lalu," papar Andry.