Intip Proyek Gasifikasi PTBA, Pertamina dan APCI Senilai Rp30 Triliun

Proyek gasifikasi batu bara PTBA, Pertamina dan APCI.
Sumber :
  • Dokumentasi Pertamina.

VIVA – PT Pertamina, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals, Inc. (APCI) memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) terus berlanjut.

Bahlil Benarkan RI Impor Nikel di Tengah Upaya Hilirisasi RI, Begini Penjelasannya

Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG) dan sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan energi dan penguatan green economy sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun. Dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun.

Kenapa SPBU Asing Kesulitan Bertahan di Indonesia? Ini Penyebabnya!

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun. Untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan. 

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect. Antara lain menarik investasi asing lainnya dan memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal.

Media Asing Remehkan Mimpi Erick Thohir Bawa Timnas Indonesia ke Ranking 50 FIFA: Mustahil

Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi tersebut ditandai dengan penandatangan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara Pertamina, PTBA dengan APCI.

Penandatanganan ini dilakukan 11 Mei 2021 di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan President & CEO APCI Seifi Ghasemi.

Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengolahan DME yang menjadi bagian dari kerja sama pengembangan DME tersebut dan disaksikan langsung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Baca juga: Menaker Ida Apresiasi Perusahaan yang Sudah Bayar THR Lebaran 2021

"Gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro, karena sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor," kata Erick.

Selain mengurangi ketergantungan terhadap produk Impor, Erick menekankan, gasifikasi ini juga bentuk transformasi energi dan industri Indonesia ke green economy serta energi baru dan terbarukan. 

"Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja," tuturnya.

Senada, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan sejalan dengan arahan Presiden melalui Grand Strategi Energi Nasional, transisi energi, green energy, dan circular energy menjadi prioritas perseroan.

“Pertamina sebagai BUMN telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan Pemerintah dalam pencapaian target bebas impor LPG pada tahun 2027 dan penurunan emisi karbon di tahun 2030,” ungkap Nicke. 

Selain itu, Nicke menuturkan Pertamina juga memahami bahwa pengembangan dan produksi DME ini berkaitan dengan isu lingkungan. Karenanya, sesuai arahan Pemerintah, Pertamina akan menjalankan proyek DME secara paralel dengan proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sehingga isu mengenai emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 45 persen. 

Pada kesempatan yang sama, Pertamina juga menjajaki potensi kerja sama dengan Exxonmobil terkait CCUS. Diharapkan melalui penerapan CCUS, emisi yang dihasilkan dari proses gasifikasi dapat digunakan untuk peningkatan produksi di sumur-sumur tua, sehingga mendorong terwujudnya green economy untuk proyek-proyek sejenis. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya