LPKR Bidik Pra-penjualan 2021 Capai Rp3,5 Triliun
- VIVA/Fikri
VIVA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menargetkan pra-penjualan pada tahun 2021 mencapai sebesar Rp3,5 triliun. Diharapkan target ini dapat dicapai dengan beberapa peluncuran rumah tapak yang baru.
CEO LPKR John Riady mengatakan, meski dilanda pandemi COVID-19 pada tahun 2020, justru itu dinilai menjadi tahun yang baik bagi bisnis properti dan akan menjadi titik balik.
"Saya yakin di masa mendatang saat melihat balik ke hari ini, kami akan menunjuk tahun 2020 sebagai titik balik bisnis properti yang divalidasikan oleh suksesnya peluncuran unit di Lippo Village," katanya dikutip dalam siaran pers, Selasa, 11 Mei 2021.
Baca juga: Pasar Tanah Abang Lengang Jelang Ditutup Rabu Besok
Seluruh unit yang ditawarkan dalam acara peluncuran proyek Lippo Village tersebut, lanjut dia, habis dalam kurun waktu beberapa jam.
LPKR sendiri mencatat pra-penjualan tahun 2020 tumbuh 45 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp2,67 triliun. Angka ini juga meningkat 7 persen di atas target pencapaian perusahaan.
Pertumbuhan pra penjualan ini didorong oleh menguatnya bisnis properti yang membuat pendapatan Real Estate Development meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp3,25 triliun dari sebelumnya Rp2,98 triliun.
Sementara itu, pendapatan Real Estate Management & Services pada tahun 2020 turun sebesar 6,4 persen menjadi Rp8,63 triliun dari yang sebelumnya Rp9,22 triliun. Hal ini disebabkan lini bisnis mal dan hotel terus mengalami dampak buruk pandemi COVID-19, meski rumah sakit mengalami pemulihan bisnis yang cukup signifikan.Â
Secara keseluruhan, pendapatan LPKRÂ 2020 turun 3 persen YoY menjadi Rp11,97 triliun dari Rp12,32 triliun pada tahun 2019. Laba bruto pada tahun 2020 sebesar Rp4,29 triliun atau turun dibandingkan dengan Rp4,60 triliun pada tahun sebelumnya. Â
EBITDA LPKR pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 47 persen YoYÂ menjadi Rp1,9Â triliun dari yang sebelumnya Rp1,3Â triliun pada tahun 2019.Â
Real Estate Development LPKR disebut memberikan kontribusi paling banyak terhadap perbaikan EBITDA sebesar Rp4 miliar pada tahun 2020 dibandingkan dengan rugi Rp457 miliar pada tahun 2019.