Berkah Lebaran, Pembuat Selongsong Ketupat Panen di Saat Pandemi

Penjual selongsong ketupat di Semarang.
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Lebaran di Indonesia identik dengan ketupat. Warga menghidangkan ketupat dengan berbagai lauk pauknya. Momen ini menjadi berkah bagi para perajin selongsong ketupat menjelang Lebaran. 

Hebat! Pria Ini Bantu Ratusan UMKM di Tabalong Bebas dari Rentenir, Begini Caranya

Selongsong sendiri adalah daun kelapa yang dirangkai menjadi anyaman berbentuk persegi. Di dalamnya kosong. Nantinya akan diisi beras lalu direbus menjadi ketupat.

Para pembuat selongsong ketupat datang dari desa membawa janur atau daun kelapa yang masih muda. Lalu merangkai janur menjadi selongsong ketupat di tempat itu juga.

Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,47 Juta Orang Per Agustus 2024

Pantauan di Semarang dan sekitarnya, pedagang selongsong ketupat sudah banyak yang menggelar dagangannya pada H-2, Selasa 11 Mei 2021. Sebagian besar di pasar-pasar, yang lainnya menggelar lapak darurat di tepi jalan.

Seperti di Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Paling tidak ada seratusan perajin dan pedagang selongsong ketupat yang lokasinya tersebar. Mereka kebanyakan datang dari daerah Tengaran Kabupaten Semarang dan Mranggen Kabupaten Demak.

Tradisi Rebo Wekasan di Bogor, Tolak Bala Melalui Sedekah Ketupat

Salah satu pedagang, Imron asal Tengaran mengatakan, ia dan teman sekampung memborong janur dari pohon kelapa di desanya. Lalu selama tiga hari ia menginap di emperan pasar atau toko di Ungaran sambil menganyam janur menjadi selongsong ketupat.

"Kalau malam itu menganyam buat persiapan jualan besok paginya. Karena yang beli paling banyak itu pagi sampai siang. Kalau nggak nyicil ya repot. Apalagi pas banyak yang beli," ceritanya.

Dalam sehari ia mengaku bisa menjual 40 ikat. Karena per ikat isinya 10, maka berarti ia bisa menjual 400 selongsong per hari.

"Harganya per ikat Rp10 ribu. Lumayan, kalau laku 40 ikat bisa bawa uang Rp400 ribu per hari. Total selama tiga hari bisa dapat Rp1 juta lebih. Itu per orang lho," ungkap Imron.

Namun, pendapatan sebanyak itu masih kotor. Bersihnya, menurut Imron, sekitar Rp800 ribu setelah dikurangi biaya beli janur, ongkos transportasi, dan makan selama berjualan.

"Meski masih pandemi, tahun ini lebih bagus dari tahun kemarin. Lumayan mas, bisa buat kebutuhan Lebaran," jelas Imron yang sehari-hari bekerja serabutan tersebut.

Sementara itu, pembeli selongsong ketupat tak hanya memborong yang sudah jadi. Ada juga yang membeli janur yang masih lembaran. Nanti di rumah dianyam sendiri.

"Lebih murah ya, per ikat berisi 10 tangkai itu lima ribu rupiah. Kebetulan kan saya bisa nganyam, dan rasanya lebih puas merayakan Lebaran kalau nganyam sendiri dan buat ketupat sendiri," kata Endang, seorang pembeli warga Ungaran.

Laporan kontributor tvOne: Teguh Joko Sutrisno/Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya