Banyak Stimulus Properti, Milenial Berburu Rumah Tapak

Ilustrasi rumah tapak.
Sumber :
  • PUPR

VIVA – Berbagai stimulus diberikan Pemerintah untuk menggenjot kinerja industri properti pada awal tahun ini. Hal tesebut pun ternyata mencuri perhatian para generasi milenial untuk memiliki hunian.

Summarecon Crown Gading Jual Hunian Baru Mulai Rp 1,9 Miliar, Intip Konsepnya

Stimulus industri properti itu diberikan untuk pembelian hunian naik tapak maupun vertikal. Namun, nampaknya generasi milenial lebih tertarik untuk membeli rumah tapak ketimbang apartemen.

Berdasarkan data portal pencarian properti Lamudi, sepanjang kuartal I-2021, ternyata 70 persen milenial lebih tertarik untuk membeli rumah daripada apartemen melalui daring. Rentan umur milenial yang mengakses pencarian hunian tersebut berkisar antara 25 hingga 41 tahun.

Masjid Lippo Cikarang 2 Diresmikan Seluas 2.000 Meter Persegi

Baca juga: Anindya Bakrie Ingin Semua Pengusaha Maju dan Naik Kelas

Menurut Managing Director Lamudi, Mart Polman  banyaknya milenial yang tertarik untuk membeli rumah dikarenakan tinggal di rumah tapak dianggap lebih aman daripada apartemen. Selain itu, luas rumah yang lebih besar daripada unit apartemen.

Mengenal Financial Nihilism yang Ramai di Kalangan Gen Z, Apa Sih Sebabnya?

"Hal itu menjadi salah satu faktor pemicu mengapa mereka lebih tertarik untuk membeli rumah tapak," ujar Mart dikutip dari keterangannya, Sabtu, 8 Mei 2021.

Mart mengatakan, untuk mendorong minat seseorang untuk membeli hunian sejumlah stimulus properti diberikan Pemerintah. Seperti pemberian insentif potongan PPN untuk rumah ready stock dengan harga maksimal Rp5 miliar.

Ada pula Loan to Value (LTV) hingga 100 persen. Dengan adanya aturan ini setiap konsumen bisa membeli rumah tanpa down payment (DP). Stimulus itu juga didukung oleh kebijakan pelarangan mudik yang dikeluarkan Pemerintah pada Lebaran tahun ini.

“Nah, budget yang biasanya digunakan untuk perjalanan pulang kampung bisa dialihkan untuk membeli rumah minimal untuk pembayaran uang DP,” tambahnya.

Meski demikian Mart mengatakan, secara keseluruhan ada peningkatan permintaan apartemen pada awal tahun ini. Permintaan itu tidak hanya dari kategori pembeli properti generasi milenial.

"Kami melihat adanya peningkatan permintaan apartemen sebesar lebih dari 140 persen pada awal tahun 2021, dibandingkan dengan awal 2019,” ungkap Mart.

Terkait peningkatan bisnis Lamudi, pada tahun ini portal tersebut telah menempati kantor baru di Capital Place, Jakarta. Kantor baru tersebut memiliki kapasitas 4 kali lebih besar dari tempat sebelumnya.

Strategi itu menunjukkan bahwa Lamudi tetap eksis di tengah pandemi saat ini. Bahkan tanpa adanya pemutusan hubungan kerja dan ada penambahan karyawan.

"Pada Mei 2020, kami juga resmi bergabung dengan Emerging Markets Property Group. Dengan dukungan pengalaman, teknologi, serta pendanaan dari mereka, kami yakin dapat tumbuh lebih pesat lagi," ungkapnya.
 
"Tahun ini kami fokus untuk mengembangkan Lamudi menjadi lebih besar lagi dan mencari talenta-talenta terbaik untuk bergabung dengan kami. Karena itulah kami butuh rumah yang lebih besar," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya