Rupiah Menguat Usai Pengumuman Realisasi Ekonomi RI Kuartal I

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan masih terus berfluktuasi pada perdagangan Kamis, 6 Mei 2021. Meski begitu, rupiah masih bertahan di kisaran level Rp14.400 per dolar AS.

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.153 Per Dolar AS Terdorong Hal Ini

Di pasar spot, saat pembukaan perdagangan pagi ini, rupiah telah ditransaksikan di level Rp14.402 per dolar AS. Bergerak menguat hingga 0,23 persen dari penutupan perdagangan kemarin di posisi Rp14.435.

Adapun data terakhir kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia pada pukul 15.15 WIB kemarin telah menetapkan nilai tengah rupiah di level Rp14.439 dari hari sebelumnya Rp14.431.

Dibayangi Tekanan, Rupiah Menguat di Level Rp 16.309 per Dolar AS

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, pada dasarnya sentimen pelaku pasar keuangan terhadap kondisi ekonomi domestik cukup baik. Terutama usai rilis ekonomi kuartal I-2021 yang minus 0,74 persen yoy.

"Realisasi ini tidak jauh dari ekspektasi pasar, bahkan sedikit lebih baik. Konsensus yang dihimpun pasar memperkirakan PDB terkontraksi 1,09 persen qtq, sementara secara tahunan diperkirakan terjadi kontraksi 0,87 persen," tutur dia.

Presiden Prabowo Ajak Negara-negara D8 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Agar Bisa Dukung Palestina

Baca juga: IHSG Bisa Menguat ke 6.000, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Akan tetapi dia menekankan, realisasi ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia mengalami resesi berkepanjangan akibat COVID-19. Sebab, selama setahun diterjang virus corona asal Wuhan, China ini ekonomi RI terus minus.

"Dengan demikian, kontraksi PDB Indonesia genap terjadi selama empat kuartal beruntun. Artinya, Indonesia terjebak di jurang resesi ekonomi selama 1 tahun. Namun di kuartal kedua optimistis perekonomian akan meningkat secara pesat," papar Ibrahim.

Adapun faktor sentimen yang menekan nilai tukar hari ini, dikatakannya berasal dari eksternal. Terutama akibat kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dan aksi jual saham teknologi.

"Ini memperburuk sentimen risiko untuk keuntungan mata uang safe-haven. Lonjakan sebagian dipicu oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Selasa mengatakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin diperlukan untuk menghentikan ekonomi yang terlalu panas karena rencana pengeluaran Presiden AS Joe Biden," tuturnya.

Dengan berbagai sentimen ini, Ibrahim memperkirakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepaniang hari ini akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah tipis di rentang Rp14.420 - Rp14.450.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya