9 Pesantren Ini Jadi Pilot Project Program Kemandirian Ekonomi

Peluncuran peta jalan kemandirian pesantren.
Sumber :
  • Syaefullah/VIVA.

VIVA – Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan Peta Jalan Kemandirian Pesantren di kantornya Selasa sore, 4 Mei 2021. Ada 9 Pondok Pesantren yang jadi pilot project program ini.

KPK Ungkap Barang yang Dikembalikan Menag Nasaruddin Umar ke KPK Diduga Gratifikasi

Gus Menteri, sapaan akrab Yaqut, menjelaskan, tujuan dari program itu agar pesantren lebih mandiri dalam pengelolaan ekonomi. Sehingga tak tergantung kepada pihak lain.

"Bismillahirrahmanirrahim. Peta jalan kemandirian pesantren dengan ini saya resmikan," kata Yaqut Cholil Qoumas di lokasi.

Menag Sebut Arab Saudi Siap Beri Perhatian Khusus Jemaah Haji Indonesia

Dia menegaskan, pesantren sangat bisa untuk mandiri secara ekonomi. Sebab, memiliki sumber daya yang menunjang untuk mewujudkan hal tersebut.

Baca juga: Jokowi Ungkap Kini Perusahaan Teknologi Ada di Semua Sektor

Menag Nasaruddin Umar Kembalikan Barang ke KPK Diduga Gratifikasi

"Tentu kita ingin santri ini tidak tergantung dengan pihak lain. Pesantren tidak tergantung dengan pihak lain. Jadi kita ingin pesantren ini memiliki sumber daya ekonomi yang bisa menopang setidaknya operasional pesantren," katanya.

Lebih lanjut menurutnya, peta jalan ini juga menindaklanjuti dari amanah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo agar pesantren dapat mandiri dalam hal ekonomi. Pesan Jokowi itu langsung disampaikan kepada Yaqut ketika awal diangkat menjadi Menag.

"Presiden sangat menaruh perhatian kepada kemandirian pesantren, tuntas yang kafah. Terutama hal-hal ekonomi," ujarnya.

Dalam upaya untuk mewujudkan hal itu, dalam program ini Pemerintah dan instansi terkait akan memberikan dukungan. Salah satunya dari sisi permodalan. 

"Pasti (ada bantuan pendanaan) program yang kita ikhtiar kan untuk mewujudkan kemandirian pesantren akan kita topang dengan bantuan permodalan untuk pondok pesantren," katanya.

Untuk jumlahnya, lanjut dia, itu tergantung masing-masing pesantren mau membuat bidang usaha apa. Apakah di bidang pertanian, peternakan atau dalam bidang usaha lainnya.

"Kita akan hitung dengan skema tertentu karena permodalan itu tergantung model usahanya. Mereka mau usaha apa? Kita mau kasih modal pertanian itu berbeda dengan permesinan," katanya. 

"Jadi mereka ini akan kita fasilitasi sesuai dengan core (inti) masing-masing pesantren. Saya kira tidak sama tapi akan kita sesuaikan dengan resources yang mereka punya," sambungnya. 

Maka dari itu, Gus Yaqut berharap dengan adanya pengembangan kemandirian pesantren, mempunyai dampak terhadap masyarakat di sekeliling pondok pesantren tersebut.

"Syukur-syukur kalau bisa dikembangkan menjadi sebuah ekosistem bersama masyarakat sekitarnya. Karena kita tahu pesantren itu selalu hadir dan berada di tengah-tengah masyarakat. Jadi, pemberdayaan pesantren sebenarnya sekaligus pemberdayaan masyarakat di sekitar pesantren," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Waryono menyebutkan, 9 pesantren yang jadi pilot project program itu tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga diharapkan bisa jadi contoh bagi pesantren lainnya.

Berikut ini daftar 9 pesantren tersebut:
 
1. Pesantren Asaadiyah. Dari Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara
2. Pesantren Nahdlatul Ulum, Maros, Sulawesi Selatan
3. Pesantren Darul Atiq, Aceh Timur, NAD
4. Pesantren Qomarul Huda, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
5. Pesantren Al Imdad, Bantul, Yogyakarta
6. Pesantren Attahdzib, Jombang, Jawa Timur
7. Pesantren Tarbiyatul Banin, Cirebon, Jawa Barat
8. Pesantren  Al Amien, Dumai, Riau
9. Pesantren Raudatul Muhtadiin, Jepara, Jawa Tengah
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya