Survei Indikator: 49 Persen Responden Sebut Ekonomi RI Sangat Buruk
- VIVA / Reza Fajri
VIVA – Indikator Politik Indonesia merilis survei terkait evaluasi terhadap kondisi ekonomi nasional dan pelaksanaan demokrasi.
Direktur Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, berdasarkan survei pihaknya per April 2021 terlihat bahwa responden yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi nasional sangat buruk itu totalnya mencapai 49,5 persen.
"Ini bukan angka yang kecil, meskipun tidak lagi mayoritas secara absolut. Jadi kondisi ekonomi nasional secara sosiotropik memang masih dipersepsi negatif," kata Burhanuddin dalam telekonferensi, Selasa 4 Mei 2021.
Meski demikian, Burhanuddin menambahkan bahwa ada hal yang menarik dari data tersebut. Di mana, mereka yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi nasional memburuk itu cenderung turun selama satu tahun terakhir.
"Jadi kalau kita tarik dalam 12 bulan ke belakang, terutama di kuartal II-2020, responden yang mengatakan kondisi ekonomi nasional memburuk itu mencapai 81 persen," ujarnya.
Selain itu, Burhanuddin juga mengaku bahwa pihaknya telah melakukan survei untuk mengecek pergerakan opini publik, terkait dengan kondisi ekonomi nasional yang trennya turun cukup panjang.
Namun, dia memastikan bahwa apabila dibandingkan dengan mereka yang mengatakan kondisi ekonomi nasional baik, responden yang mengatakan bahwa perekonomian nasional buruk itu masih lebih banyak.
"Sementara yang mengatakan kondisinya sedang itu sebanyak 33,8 persen," kata Burhanuddin.
Karenanya, Burhanuddin mengibaratkan jika kondisi itu serupa dengan perumpamaan gelas setengah penuh atau gelas setengah kosong. Apabila kita ingin melihat gelas setengah kosong, maka sampai hari ini mereka yang mengatakan kondisi ekonomi nasional lebih buruk itu masih lebih banyak ketimbang yang mengatakan kondisi ekonomi nasional membaik.
Namun apabila kita ingin melihat gelas setengah penuh, maka dibanding tahun lalu mereka yang mengatakan kondisi ekonomi nasional memburuk itu sudah jauh lebih sedikit.
"Prediksi dari beberapa lembaga soal pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2021 mengatakan bahwa kemungkinan masih akan minus, antara minus 1 sampai minus 0,1 persen. Dan itu artinya perekonomian nasional telah mengalami perbaikan dibanding akhir tahun 2020 yang minus 2,19 persen," ujarnya.