Kuartal I-2021, Unilever Catat Untung Rp1,7 Triliun
- Repro video.
VIVA – Emiten sektor produk konsumsi masih dapat menjaga profitabilitas meski terbatas di tengah Pandemi COVID-19 saat ini. Hal ini menjadi bukti berbagai perusahaan tetap mampu menjaga kinerja yang efisien.
Salah satunya adalah PT Unilever Indonesia, Tbk (Unilever). Meski pertumbuhan penjualan domestik yang melambat pada kuartal I-2021, Unilever masih meraih penjualan bersih sebesar Rp10,3 triliun, dengan kategori makanan menyumbang 3,7 persen pertumbuhan.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk Ira Noviarti menyampaikan, menghadapi pandemi yang berkepanjangan, Perseroan tetap berfokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang. Hal itu ditentukan oleh 3 prioritas utama yaitu ketersediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesejahteraan karyawan.
Baca juga: Ingin Kadin Lebih Maju, Gapensi Dukung Penuh Anindya Bakrie Jadi Ketum
"Serta tetap berkontribusi pada berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah agar Indonesia segera bangkit lebih kuat setelah pandemi,” ujar Ira dikutip dari keterangannya, Jumat 30 April 2021.
Pada kuartal I-2021 lanjut Ira, belum terjadi pembatasan aktivitas masyarakat yang ditetapkan oleh Pemerintah. Sehingga kondisi ini menciptakan situasi yang kontras pada performa usaha lintas sektor.
Meski demikian, Unilever berhasil mencapai laba bersih sebesar Rp1,7 triliun dan peningkatan marjin laba sebelum pajak melalui optimalisasi dalam beberapa aspek. Termasuk, efisiensi pada operasional perusahaan.
Perusahaan lanjut Ira juga berupaya menjaga daya beli agar pemulihan ekonomi bisa semakin positif. Karena itu, beberapa merek seperti Kecap Bango dan Sahaja kini telah tersedia pada kemasan ekonomis yang diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat meski polanya berubah.
"Meski masih penuh tantangan, tahun 2021 juga diharapkan menjadi tahun pemulihan. Dengan mengandalkan inovasi yang tepat sasaran memenuhi kebutuhan konsumen saat ini dan terus beriorientasi pada pertumbuhan jangka panjang," tegasnya.
Sementara itu, Analis pasar modal, Sukarno Alatas, menilai, agar kinerja bisa tetap terjaga, saat ini perusahaan bisa fokus efisiensi biaya hingga melakukan diversifikasi produk jika diperlukan. Hal itu penting karena di tengah pandemi konsumen cenderung sensitif dengan harga.
"Kinerja sektor FMCG seperti Unilever dalam jangka panjang tetap positif karena selain target pasarnya besar, kontribusi tingkat konsumsi masyarakat terhadap ekonomi juga tinggi," tambahnya.