Jokowi Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2021 Capai 7 Persen

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo optimistis target pertumbuhan ekonomi akan tercapai. Menurut Kepala Negara, penyebaran COVID-19 secara harian bisa ditekan yang akan berdampak positif pada ekonomi.

Kadin Tegaskan Kebijakan Pengupahan Harus Berorientasi pada Pertumbuhan Ekonomi

Pada bulan Maret dan April 2021, katanya, tampak penyebaran virus asal Wuhan itu sudah bisa ditekan. Jokowi, akrabnya disapa pun yakin target pertumbuhan ekonomi tahun ini tercapai di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

"Ekonomi sudah hampir menuju pada posisi normal. Sehingga target kita secara nasional di tahun 2021 ini target pertumbuhan kita 4,5-5,5 persen itu bisa kita capai," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada Kepala Daerah yang disiarkan ulang di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 29 April 2021.

Bela Jokowi, Rampai Nusantara Tak Sependapat Dengan Hasto Soal Kriminalisasi Terhadap Anies

Baca juga: Indonesia Akan Tiru China Pulihkan Ekonomi Lebih Cepat

Menurutnya, capaian itu sangat tergantung kepada Pertumbuhan Ekonomi di kuartal II-2021 atau pada bulan April, Mei dan Juni. Presiden optimis menargektan, setidaknya pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 mencapai kurang lebih 7 persen.

Eks Wantimpres Kecewa, Bilang Harusnya Jokowi Jadi Negarawan saat Pilkada

"Kalau kita bisa menekan COVID-nya, tanpa membuat guncangan di ekonomi inilah keberhasilan dan target kita kurang lebih 7 persen (kuartal II) harus tercapai. Kalau itu bisa tercapai, Insya Allah kita pada kuartal berikutnya akan lebih memudahkan," kata mantan Wali Kota Solo itu.

Kepala Negara menegaskan, optimisme itu bukan tanpa alasan. Sebab saat ini pabrik, industri atau manufaktur sudah menunjukkan pergerakannya. Itu tercermin dalam Purchasing Managers Index (PMI) yang sebelum pandemi hanya berada di angka 51.

"Sekarang justru sudah di atas kenormalan sebelum pandemi, yakni di angka 53,2. Sebelum pandemi di angka 51," katanya.

Selain itu, konsumsi listrik menurutnya sudah kelihatan pertumbuhan. Setelah sempat negatif, kini sudah naik kurang lebih 3,3 persen. "Baik itu di industri, di rumah tangga, di pemerintahan, semuanya konsumsinya naik. Ini juga patut kita syukuri," imbuhnya.

Sedangkan, impor barang modal bukan konsumsi juga sudah meningkat 33,7 persen dari sebelumnya tercatat negatif. Kemudian indeks keyakinan konsumen juga naik yang sebelumnya di kisaran 84,9-85,8, saat ini sudah 93. 

"Ini juga patut kita syukuri, artinya kita harus optimis," katanya.

Kemudian indeks penjualan ritel juga meningkat mencapai 182,3 di bulan Maret. Artinya ada permintaan atau konsumsi yang meningkat. "Angka-angka seperti ini perlu kita ketahui semuanya. Oleh sebab itu, saya mengajak kepada seluruh provinsi kab dan kota segerakan yang namanya belanja Pemda, belanja APBD, segerakan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya