Rumah Tapak Laris, Lippo Karawaci Bidik Pertumbuhan 30 Persen

Ilustrasi perumahan.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meyakini tahun 2021 menjadi tahun yang baik untuk sektor properti. Meskipun masih di tengah situasi pandemi COVID-19, fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana masih sangat baik.

BI Catat Harga Properti Naik, Penjualan Merosot 7,14 Persen

CEO Lippo Karawaci, John Riady mengatakan, berdasarkan hasil dari penjualan tahun lalu dan juga awal tahun ini, LPKR melihat permintaan terbesar adalah untuk rumah tapak. Bahkan saat peluncuran proyek baru, lanjut dia, berhasil ludes terjual dalam hitungan jam.

“Di tahun ini kami memproyeksikan pertumbuhan kami 30 persen dibandingkan tahun 2020,” tegas John dalam keterangan resmi, Rabu 28 April 2021.

Anindya Bakrie: Kadin Upayakan Pendanaan Transisi Energi dan Perumahan dari Inggris

Baca juga: BKPM Jadi Kementerian Investasi, Bagaimana dengan SWF Indonesia?

Sementara itu, serangkaian insentif yang diterbitkan Pemerintah untuk mendorong industri properti tumbuh dinilai mampu menggairahkan pasar properti di Tanah Air. Sejumlah emiten properti tercatat mampu mendongkrak kinerjanya meskipun masih dalam masa pandemi COVID-19.

Minimalkan Limbah, Begini Strategi Operasional Lippo Karawaci

Sebelum adanya insentif pajak dari pemerintah yang diberikan kepada konsumen properti, lanjut dia, LPKR telah membukukan kinerja positif.

Pada kuartal I-2021, LPKR berhasil membukukan marketing sales Rp1,31 triliun, melesat 86 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan Rp703 miliar pada kuartal I-2020. Penjualan pada kuartal I-2021 didorong oleh klaster rumah tapak segmen kelas menengah yang mewakili 63 persen dari total penjualan.

Lebih dari 50,6 persen marketing sales di kuartal I-2021 dicapai LPKR dengan keberhasilan peluncuran proyek perumahan tapak terbesar Cendana Icon di Lippo Village, yang merupakan penjualan tertinggi dalam 1 hari selama lebih dari 20 tahun.

John menguraikan, permintaan properti terbesar berasal dari rumah tapak dengan harga di bawah Rp2 miliar, di mana pembelinya sekitar 80 persen merupakan pasar perdana. Sekitar 60 persen pembeli tersebut menggunakan KPR.

“Jadi inilah yang saya pikir real economy dan real demand yang harus didukung dan harus terus kita kembangkan,” tuturnya.

LPKR, lanjut John, pihaknya akan melakukan launching banyak proyek baru yang dimulai di bulan April 2021. “Jadi kita akan terus tumbuh dan kita juga melihat bahwa memang permintaannya besar, di Meikarta pun pun penjualan juga naik 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Ilustrasi properti.

Penjualan Properti Merosot, 4 Faktor Ini Jadi Biang Keroknya

Penjualan properti residensial di pasar primer mencatat penurunan tajam sebesar 7,14% (yoy). Ada apa?

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024