Ekonomi Membaik, Airlangga: Indeks Keyakinan Konsumen RI Dekati 93
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, penurunan jumlah kasus COVID-19 menimbulkan optimisme terkait pemulihan aktivitas ekonomi berbagai negara termasuk Indonesia, yang sebenarnya telah menunjukkan perbaikan sejak kuartal III-2020.
Bagi Indonesia sendiri, Airlangga memastikan bahwa perbaikan ini juga telah mendorong ekonomi Indonesia secara year-on-year terkontraksi sebesar minus 2,07 pada 2020 lalu, dan menempati peringkat keempat di antara negara-negara G20.
"Peran APBN melalui program pemulihan ekonomi nasional berupa kegiatan countercyclical, telah berhasil meningkatkan konsumsi domestik dan investasi," kata Airlangga dalam telekonferensi di acara 'Percepatan Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Indonesia di Masa Pandemi', Rabu 28 April 2021.
Selain itu, Airlangga pun memastikan bahwa sektor-sektor lainnya di Indonesia juga telah mampu meningkatkan produksinya sejak kuartal III-2020 lalu. Hal itu dilanjutkan dengan berbagai upaya pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, yang juga semakin terlihat secara nyata di tahun ini.
"Di mana indeks keyakinan konsumen telah membaik dan sudah mendekati 93," ujarnya.
Upaya lain dari pemerintah misalnya dengan pemberian stimulus di sektor otomotif berupa PPnBM, dinilai cukup berperan meningkatkan konsumsi masyarakat terkait kendaraan bermotor. Di mana, terlihat dari Maret 2021 telah terjadi peningkatan mencapai 10 persen secara year-on-year.
Selain itu, lanjut Airlangga, peningkatan impor bahan baku dan barang modal serta aktivitas manufaktur, dinilai juga telah masuk ke level ekspansi. Bahkan, hingga Maret 2021 dengan PMI sebesar 53,2 dan harga-harga komoditas baik itu batu bara, kelapa sawit, nikel, telah membuat neraca perdagangan surplus dalam 11 bulan berturut-turut.
"Surplus ini mendukung ketahanan yang kuat di sektor eksternal," kata Airlangga.
Dia juga menjelaskan bahwa sinyal positif dari perekonomian nasional sudah terlihat di sisi pasar keuangan. Bahkan, tekanan kenaikan yield obligasi Amerika Serikat, nilai tukar Rupiah, dan IHSG, mulai menguat kembali di bulan April 2021 ini.
"Di saat yang sama, aliran modal asing juga kembali masuk ke Indonesia," ujarnya.
Â