Geliat Kinerja Bakrie & Brothers Usai Dipimpin Langsung Anindya Bakrie

Anindya Bakrie.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Anindya Bakrie mulai mendapuk jabatan sebagai Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk atau BNBR sejak 16 Mei 2019, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Indonesia Investment Forum London, Ketum Kadin Anindya Bakrie Beberkan Strategi RI Kembangkan Green Financing

Dua bulan setelah menduduki jabatan Dirut BNBR, Anindya pun tampil dengan mencetak untung di Semester I-2019, setelah sebelumnya perusahaan kerap merugi sejak tahun 2012 silam.

Melalui sejumlah upaya restrukturisasi bisnis dan utang yang dilakukan BNBR, maka pada semester I-2019 perusahaan kembali mencetak laba bersih Rp222,68 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2018 saat BNBR masih mencatatkan rugi bersih Rp1,06 triliun.

Indonesian Trade Chamber Secures Green Energy and Housing Financing Potential from LSEG

Pencapaian tersebut bisa terealisasi setelah BNBR membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 7 persen menjadi Rp1,71 triliun, dari sebelumnya Rp1,59 triliun. Pada saat yang bersamaan, BNBR juga melakukan sejumlah efisiensi yang tercermin dari penurunan beban pokok sebesar 5 persen menjadi Rp1,32 triliun.

Kemudian di kuartal III-2019, BNBR di bawah Anindya berhasil membukukan laba Rp349,49 miliar, dibandingkan periode yang sama pada 2018 di mana BNBR masih mencatatkan kerugian sebesar Rp1,22 triliun. Pendapatan (revenue) perseroan juga tercatat tumbuh 6,16 persen menjadi Rp2,47 triliun.

Tampil Gacor di Timnas Indonesia, Begini Statistik Marselino Ferdinan di Oxford United, Sudah Bikin Assist!

Kala itu, Anindya mengatakan bahwa kerja keras yang dilakukan beberapa tahun terakhir telah membuahkan hasil nyata.

"Kami dapat menjaga konsistensi kinerja positif yang berhasil kami catatkan sejak semester pertama lalu. Pada kuartal ketiga ini, BNBR kembali mencetak laba dan ini sangat menggembirakan bagi para pemangku kepentingan, terutama investor," kata Anindya. 

Selain berhasil meraup laba bersih (net profit) Rp349,49 miliar, perseroan di periode itu juga berhasil menghimpun pendapatan yang lebih besar yakni Rp2,47 triliun, naik sebesar 6,16 persen dibanding perolehan revenue di periode yang sama 2018 yang hanya mencapai Rp2,32 triliun.

Dengan demikian, di sepanjang 2019 lalu BNBR tercatat berhasil memperoleh laba bersih Rp852,96 miliar, dari sebelumnya merugi Rp1,25 triliun di tahun 2018. Perolehan laba itu salah satunya terbantu oleh berkurangnya beban keuangan, yang turun 50 persen menjadi Rp175 miliar.

Selain itu, perolehan laba bersih juga akibat efek turunnya beban pokok pendapatan sebesar 4 persen menjadi Rp2,56 triliun. Pada saat yang bersamaan, beban usaha menyusut 9 persen secara tahunan menjadi Rp540,59 miliar.

Meski demikian, berbagai dinamika bisnis pun masih dihadapi BNBR, yang sempat merugi hingga Rp279 miliar di kuartal I-2020. Hal ini karena turunnya pendapatan bersih, di mana pada tiga bulan pertama 2020 BNBR hanya mencatatkan pendapatan senilai Rp762,65 miliar atau turun 20,4 persen dari periode sama tahun 2018 yang mencapai Rp958,45 miliar.

Melansir laporan keuangan BNBR per Maret 2020, semua lini bisnis BNBR mengalami penurunan pendapatan. Segmen infrastruktur dan manufaktur misalnya, membukukan pendapatan Rp736,48 miliar atau turun 19,12 persen secara year-on-year.

Kerugian serupa juga masih harus dialami BNBR pada kuartal III-2020, di mana perseroan tercatat merugi hingga Rp240 miliar dengan EBITDA Rp17 miliar. Selain itu, pendapatan perseroan juga turun hingga 20 persen menjadi Rp1,97 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,47 triliun.

"Pandemi jadi salah satu faktor penyebab sehingga beberapa proyek potensial yang dikerjakan perseroan tertunda persiapan atau pelaksanaannya," kata Anindya dalam telekonferensi pada 17 Desember 2020 lalu.

Anindya mengungkapkan untuk ekuitas tercatat Rp 2,07 triliun turun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 2,35 triliun. Dia mengaku optimistis mampu mengatasi segala tantangan berat yang hampir pasti akan dijumpai di tahun 2021 ini.

Setelah menjadikan tahun 2020 sebagai momentum dalam melakukan restrukturisasi postur perseroan dan unit-unit usahanya, BNBR juga telah menyusun serangkaian rencana demi memacu kinerja perusahaan. Antara lain melalui upaya percepatan realisasi sejumlah proyek yang tertunda dan terus melanjutkan perluasan bisnis masa depan yang prospektif.

Menteri Investasi Rosan Roeslani (tengah), Ketum Kadin Anindya Bakrie (Kiri)

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan akan segera memfasilitasi minat-minat yang telah disampaikan.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024