Kuartal I-2021, Realisasi Investasi Capai Rp219,7 Triliun

Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, melaporkan bahwa total realisasi investasi di sepanjang kuartal I-2021 mencapai sebesar Rp219,7 triliun.

Menko Airlangga Yakinkan Investor Global: If You Want to Grow, then Grow with Indonesia

Bahlil menjelaskan, capaian realisasi investasi ini naik 4,3 persen year-on-year (yoy) atau dibandingkan periode yang sama tahun 2020 lalu. Sedangkan secara quarter-to-quarter atau secara kuartal naik 2,3 persen.

"Jadi walaupun masih di era pandemi COVID-19, FDI (foreign direct investment) kita ini sudah mulai stabil. Di kuartal IV (2020) PMA kita kalah dengan PMDN. Tapi sekarang (PMA) melebihi PMDN," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 26 April 2021.

Menteri Rosan Pede UMR 2025 Naik 6,5 Persen Tak Pengaruhi Masuknya Investasi Asing

Baca juga: Baru Lima Hari Menjabat, Direktur PT PAL Kuntjoro Pinardi Mundur

Bahlil pun merinci bahwa realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di kuartal I-2021 mencapai senilai Rp108 triliun, atau naik 4,2 persen secara kuartal namun minus 4,2 persen secara tahunan. Di sisi lain, penanaman modal asing (PMA) mencapai senilai Rp111,7 triliun, atau naik 0,6 persen secara kuartal dan naik 14 persen secara tahunan.

Emas Digital Mulai Dilirik, Ini 5 Kelebihannya

Selanjutnya, Bahlil juga menjelaskan bahwa investasi yang masuk di Pulau Jawa selama periode Januari-Maret 2021 mencapai sebesar Rp105,3 triliun atau turun 2,7 persen secara tahunan.

Sementara, lanjut Bahlil, total capaian investasi di luar Pulau Jawa tercatat meningkat 11,7 persen secara tahunan, menjadi Rp 114,4 triliun.

"Artinya, pemerataan ekonomi mulai membaik, karena apa yang dilakukan Pak Presiden Jokowi mengenai pembangunan infrastruktur telah menciptakan ekonomi baru," ujar Bahlil.

Kemudian, apabila dilihat berdasarkan negara asalnya, PMA yang masuk ke Indonesia pada kuartal I-2021 didominasi dari Singapura dengan nilai mencapai US$2,6 miliar. Posisi itu selanjutnya disusul China dengan nilai US$1,0 miliar, Korea Selatan US$900 juta, Hong Kong US$800 juta, dan Swiss US$500 juta. 

"(Besaran investasi dari) Korea ini mulai menggeser Hong Kong di posisi nomor tiga. Kemudian Swiss yang enggak pernah terjadi (berada di lima besar), saat ini dia berada di posisi kelima," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya