Sumber EBT Indonesia Melimpah, Airlangga: Belum Dimanfaatkan Optimal

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Pemerintah menyayangkan pelaku usaha di Indonesia masih sangat minim menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT). Padahal, Indonesia dianggap memiliki seluruh sumber energi baru dan terbarukan yang bisa memberikan akses energi lebih bersih dan ramah lingkungan.

Pemerintah Targetkan Penyaluran KUR Rp 300 Triliun pada 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menekankan, adapun sumber potensi EBT yang dimiliki Indonesia beragam, mulai dari air, matahari, angin, panas bumi, bio energi dan arus laut.

"Tapi pemanfaatannya belum optimal. Sampai akhir 2020 total kapasitas listrik berbasis EBT sebesar 10,5 gigawatt dengan kapasitas terbesar dari tenaga air 6,1 gigawatt dan panas bumi 2,1 gigawatt," kata dia dalam diskusi virtual, Senin, 26 April 2021.

Industri Serap 43% Kebutuhan Listrik, Kadin Dorong Kemitraan Swasta dalam RUKN 2024-2060

Baca juga: Harga Rumah Naik Kuartal I-2021, Tipe Ini Kenaikannya Paling Tinggi

Dari sisi kapasitas listrik berbasis EBT yang masih rendah tersebut, Airlangga menambahkan, dari segi bauran energi primer juga realisasinya masih rendah, yaitu baru mencapai 11,2 persen atau hanya meningkat 2,05 persen dibanding 2019. Padahal targetnya 23 persen.

Menko Airlangga Targetkan Transaksi Rp80 Triliun pada Tiga Program Diskon Nataru

"Pemerintah telah menetapkan dalam kebijakan energi nasional bahwa pemanfaatan energi bersih dalam energi primer khususnya dalam EBT minimal 23 persen sektor gas 22 persen serta upaya konservasi energi mencapai 11 persen di 2026," tuturnya.

Airlangga menekankan, pada dasarnya pemanfaatan EBT serta konservasi energi akan berkontribusi signifikan terhadap penurunan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan akses terhadap energi bersih serta terjangkau.

"Kontribusi sektor energi sangat dibutuhkan untuk pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca sekaligus mewujudkan pembangunan berkelanjutan," tutur Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) ini.

Dalam rangka menghadapi perubahan iklim Indonesia ditegaskannya telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca 29 persen dari bisnis as usual dan 41 persen dari bisnis as usual dengan bantuan internasional.

"Dan pada 2030 kecepatan ini telah diratifikasi dengan penerbitan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang paris agreement," tuturnya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif sebelumnya juga telah mengatakan, total sumber energi baru dan terbarukan nasional berada pada kisaran lebih dari 400 gigawatt, tapi yang termanfaatkan baru 10 Gigawatt atau masih hanya sekitar 2,5 persen.

Program BINA Diskon 2024 tembus transaksi hingga 25,4 triliun

Tembus Transaksi Hingga Rp25,4 Triliun, Program BINA Diskon 2024 Turut Dorong Pertumbuhan Ekonomi Domestik

Program BINA Diskon 2024 telah berhasil mencatat nilai transaksi sebesar Rp25,4 triliun atau meningkat sebesar 15 perse dibandingkan dengan nilai transaksi di tahun 2023.

img_title
VIVA.co.id
31 Desember 2024