Jokowi: Industri Kaca Terbesar Asia Tenggara Akan Dibangun di Batang
- Instagram @jokowi
VIVA – Presiden Jokowi mengatakan akan ada peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk pembangunan industri kaca terbesar Asia Tenggara di kawasan industri Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada Mei 2021.
"Saya mengecek kesiapan dari kawasan industri Batang ini karena nanti di Mei akan ada groundbreaking, peletakan batu pertama untuk industri kaca, mungkin akan jadi industri kaca terbesar di Asia Tenggara," ujar Presiden saat meninjau Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, Rabu 21 April 2021.
Setelah industri kaca, Jokowi juga menyebut akan juga dibangun industri yang menghasilkan komponen percusor dan katoda pada Juni atau Juli 2021. Dua komponen itu kerap dibutuhkan di sektor tengah dan hilir dalam alur produksi industri nikel.
Sementara itu, Kawasan Industri Batang direncanakan memiliki luas 4.300 hektare dan telah siap 450 hektare. Kawasan industri yang telah siap itu, akan juga digunakan untuk pembangunan industri yang berkaitan dengan teknologi.
"Tadi sudah saya perintahkan ke manajemen (Grand Batang City) agar segera ini bisa dipakai segera bisa dibangun dan kita harapkan ini akan menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya," ujarnya.
Dengan mulai beroperasinya Kawasan Industri Batang, Jokowi mengharapkan investasi langsung akan semakin deras masuk ke Indonesia dan mampu mempercepat pemulihan perekonomian domestik.
"Akan saya cek secara rutin Kawasan Industri Batang ini karena ini memang kawasan yang besar sekali yang punya daya saing besar. Ini akan kita jadikan contoh untuk nanti kawasan industri lain di provinsi lain baik di Jawa maupun luar Jawa," jelas Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan hari ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (ant)
Korban TPPO di Myanmar Minta Pemerintah Indonesia Segera Pulangkan Mereka
Warga negara Indonesia yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah konflik Myawaddy, Myanmar, minta bantuan pemerintah segera dipulangkan
