Sri Mulyani Beberkan Kontribusi Kemenkeu Genjot Ekspor Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Pusat Bea Cukai Jakarta
Sumber :
  • Shintaloka Pradita Sicca / VIVA.co.id

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Kementerian Keuangan telah berkontribusi aktif untuk membantu kinerja ekspor Indonesia. Salah satunya melalui klinik ekspor Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC).

Kanwil Bea Cukai Jakarta Gelontorkan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Dua Perusahaan Ini

Sri menjelaskan, komoditas yang berhasil diekspor melalui klinik tersebut adalah ikan tuna asal Maluku dan Manado, jengkol dari Padang, kemiri dari Pantoloan, buah merah dari Papuan dan bunga dari Aceh.

"Ini merupakan berbagai komoditas yang didukung oleh klink ekspor Bea dan Cukai," kata dia dalam diskusi virtual, Selasa, 20 April 2021.

Pelepasan Ekspor Berkelanjutan Produk Kerajinan Kerang Asal Magelang

Melalui klinik ekspor, DJBC dikatakan Sri membentuk rumah inkubator agar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ataupun IKM dapat memperoleh informasi yang cepat dan tepat mengenai urusan ekspor.

Baca juga: Menaker Sebut Pekerja Migran yang Mudik Belum Tentu Bisa Balik ke Luar

Hilirisasi Dorong Peningkatan Investasi dan Perluasan Lapangan Kerja

"Bagaimana mereka bisa tingkatkan produknya dan penetrasi pasar. Kami akan terus kampanye dan mendorong serta membantu," paparnya.

Adapun untuk memberikan fasilitas pembiayaan ekspor untuk komoditas-komoditas seperti itu, Sri mengatakan, telah menugaskan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

"LPEI telah diberi mandat untuk memberikan pembiayaan dan pembinaan dan memberikan jaminan, asuransi dan konsultasi," tuturnya.

Dengan berbagai upaya mendorong ekspor ini, Sri menyatakan, saat ini perekonomian Indonesia sudah pulih begitu juga aktivitas bisnis para pelaku usaha di dalam negeri. Ditunjukkan dari kinerja ekspor pada Maret 2021 yang tumbuh tinggi.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Sri mengatakan, pada bulan itu, ekspor Indonesia mampu tumbuh hingga 30,47 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini dinilainya sangat tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Kenaikan ekspor ini menunjukkan pulihnya dan bangkitnya kembali perekonomian Indonesia dan pelaku ekonomi Indonesia dan juga pulihnya kembali perekonomian dunia," tuturnya.

Di sisi lain, pertumbuhan kinerja ekspor ini dikatakannya juga ditopang oleh kinerja ekspor dari sektor non migas yang mampu tumbuh hingga 30,07 persen secara tahunan dengan nilainya mencapai US$17,45 miliar. 

"Ini menunjukkan kondisi perekonomian kita mampu untuk terus meningkatkan produk-produk non migas yang menembus pasar dunia," papar Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya