Harga Minyak Goreng Meroket, Ini yang Dilakukan Kemendag

Produksi Minyak Goreng
Sumber :
  • Antara/Zabur Karuru

VIVA – Memasuki masa Ramadhan 2021 Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan bahwa harga minyak goreng akan mengalami kenaikan. Termasuk menjelang Lebaran atau Idul Fitri tahun ini.

Airlangga: Biodiesel B40 Diterapkan Mulai 1 Januari 2025

Lutfi menekankan, kenaikan harga minyak goreng ini disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakunya, yakni minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) sebesar 40 persen dibanding tahun lalu.

“Saya akan berkoordinasi dengan industri untuk memastikan adanya suplai lebih agar harga tidak terlalu tinggi," kata dia dikutip dari siaran pers, Rabu, 14 April 2021.

Mendag Budi Janjikan Harga MinyaKita Turun dalam Dua Hari

Lutfi menekankan, tingginya harga CPO ini harus diantisipasi dengan digenjotnya pasokan yang lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, diharapkannya harga CPO tersebut bisa turun pekan depan.

"Hal ini akan segera kita laksanakan. Sehingga, mudah-mudahan minggu depan kita dapat melihat penurunannya,” tegas Lutfi.

Rantai Distribusi Panjang, Penyebab Utama Lonjakan Harga Minyak Goreng

Hingga 13 April 2021, Kementerian Perdagangan mencatat, harga minyak goreng curah yang dipantau di 216 pasar rakyat di 90 kabupaten atau kota sebesar Rp12.700 per liter. Kemasan premium Rp15.300 dan sederhana Rp13.600.

Sementara itu, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional harga minyak goreng per 14 April 2021 dibandrol rata-rata di kisaran Rp14.850 per liter dan curah di kisaran Rp13.900.

Adapun pada 12 Maret 2021, Lutfi mencatat harga minyak goreng kemasan sederhana dibandrol di kisaran Rp13.352 per liter sedangkan minyak goreng curah masih di kisaran Rp12.546.

Kenaikan harga minyak goreng ini pada dasarnya telah Lutfi prediksi sejak awal bulan lalu. Dia mengatakan, Indonesia akan memasuki periode supercycle dalam perekonomian dunia. Akibatnya, harga beberapa komoditas dasar akan naik secara signifikan.

Adapun beberapa komoditas dasar yang harganya naik dalam periode supercycle tersebut disebutkannya adalah minyak bumi ataupun minyak kelapa sawit, gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), bijih besi, dan tembaga.

"Contoh minyak goreng, naik dari Rp10 ribu bisa jadi Rp12-13 ribu bahkan kemarin di Padang karena harga CPO nya yang Indonesia penjual terbesar dunia biasanya US$600-700 hari ini lebih dari US$1.000," ucapnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya