Harga Daging Ayam Naik di Jatim, Disperindag Duga karena Megengan
- VIVA/Nur Faishal (Surabaya)
VIVA – Harga daging ayam di Jawa Timur mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah menjelang Ramadhan 1442 Hijriah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan menduga permintaan yang banyak karena berbagai tradisi di Jatim, di antaranya megengan, jadi salah satu pemicu kenaikan harga daging ayam ras itu. Megengan diketahui merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadhan di Jawa Timur dan beberapa wilayah lainnya.
"Mungkin karena demand (naiknya permintaan pasar), karena, kan, kemarin Megengan, sehingga mulai naik permintaannya. Kami akan segera koordinasikan, termasuk dengan produsen ayam," kata Drajat dihubungi wartawan pada Selasa, 13 April 2021.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, pada 1 April lalu harga daging ayam broiler rata-rata Rp33.447 per kilogram. Pada 6 April harga ayam broiler naik menjadi Rp35.640 per kilogram.
Sedangkan pada Senin kemarin, 12 April 2021, harga rata-rata daging ayam broiler di pasar-pasar di Jawa Timur sebesar Rp39.716 per kilogram. Harga rata-rata ayam broiler pada Selasa ini mulai turun, yaitu Rp39.642 per kilogram, namun masih di atas HET.
Sesuai aturan terbaru Menteri Perdagangan (Permendag) 7/2020 tentang Harga Acuan Penjualan, harga acuan penjualan di tingkat konsumen untuk daging ayam broiler atau ayam ras adalah Rp35.000 per kilogram.
Drajat mengatakan, untuk mengetahui penyebab naiknya harga daging ayam ras ini, dia segera melakukan koordinasi. "Ini yang sekarang sedang akan kami lakukan pengecekan bersama dinas peternakan. Karena ini, kan, di tingkat hulu, ya. Kami akan melakukan upaya (mencari) penyebabnya apa," tandasnya.
Disperindag bersama Dinas Peternakan Jatim akan melakukan koordinasi untuk mengecek penyebab kenaikan harga ini ke produsen ayam ras di sejumlah daerah utama di Jatim. Paling banyak di Blitar. "Sedang kami bahas, apakah memang ada kesulitan keterbatasan DOC (bibit ayam ras), karena ini juga salah satu penyebab, atau karena penyakit, karena iklim juga bisa menyebabkan sakit," ujar Drajat.
Sebelumnya, Satuan Tugas Pangan Jatim Komisaris Besar Polisi Farman mengatakan, kendati sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan, namun masih dalam batas kewajaran. “Alhamdulillah, hasil pengecekan tadi rata-rata kebutuhan pokok masih dalam kondisi stabil harganya,” katanya usai meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Wonokromo Surabaya, Senin kemarin.
Soal kenaikan harga cabai, Farman mengaku bahwa Satgas Pangan Jatim nantinya akan melakukan pengecekan ke Pasar Keputran sebagai sentranya sayur-mayur dan kebutuhan pokok lainnya. “Karena pedagang cabai di sini (Pasar Wonokromo) ambilnya di Pasar Keputran,” ucapnya.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur itu memprediksi kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok secara signifikan baru akan terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran nanti. “Kemungkinan harga bahan pokok akan naik mungkin mendekati hari raya nanti," ujar Farman.