PT Pos Indonesia Genjot Layanan Keuangan, Ini Segmen yang Dibidik
- vivanews/Andry Daud
VIVA – PT Pos Indonesia berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam program inklusi keuangan di Tanah Air. Hal itu dilakukan dengan menjadi lembaga keuangan non bank (LKNB) yang akan menyasar sejumlah segmen pasar potensial.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan, kekuatan yang dimiliki oleh PT Pos dan target pasar mana saja yang ingin mereka ambil sebagai salah satu pemain di sektor jasa keuangan non-bank tersebut.
"Tentu kita tidak ingin mengambil target market yang tidak sesuai dengan 'nature' atau watak dari jaringan pos itu sendiri," kata Faizal dalam telekonferensi, Rabu 7 April 2021.
Baca juga:Â IMF Naikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2021 Jadi 6 Persen
Karenanya, Faizal menegaskan bahwa segmen yang cocok dengan watak dari jaringan pos itu adalah masyarakat di daerah tertinggal, wilayah perbatasan, dan masyarakat di pulau-pulau terluar Indonesia.Â
Kemudian juga ada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai kelompok kedua yang menjadi target market PT Pos Indonesia. Hal itu di samping target market lain seperti misalnya kelompok masyarakat penyandang kesejahteraan sosial.
Lalu ada juga, mereka para pekerja migran Indonesia (PMI), yang banyak tersebar di sejumlah negara seperti Hong Kong, Taiwan, Macau, Malaysia, Saudi Arabia, Korea, dan Jepang.Â
"Dan tentunya juga para keluarga mereka yang berada di desa-desa di seluruh Indonesia," ujarnya.
Sementara target pasar layanan LKNB tengah dibidik oleh PT Pos Indonesia, adalah kelompok pelajar, mahasiswa, dan kalangan pemuda. "Inilah target-target market dari PT Pos karena sangat dekat dengan jaringan yang kita miliki," kata Faizal.
Dia pun menjelaskan tiga strategi yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia, untuk menggapai target market tersebut. Pertama yakni dengan platform digital, kedua dengan cara interaksi fisik di kantor-kantor pos di seluruh Indonesia, dan ketiga yakni melalui puluhan ribu agen-agen pos yang ada di seluruh penjuru wilayah Nusantara.
Faizal menjelaskan, melalui platform digital, PT Pos Indonesia saat ini telah memiliki kanal aplikasi bernama Pos Giro Mobile, melalui mobile apps yang ada di layanan Android dan iOS.
Kemudian bagi masyarakat di wilayah-wilayah terpencil yang tidak memiliki smartphone dan akses internet, PT Pos juga memiliki layanan interaksi fisik melalui 8.400 kantor pos di seluruh Indonesia. Selain itu, lanjut Faizal, hal itu juga masih ditambah dengan 64.000 agen pos dan layanan jasa (antar) keuangan yang tersebar di berbagai provinsi di Tanah Air.
"Jadi kita punya tiga hal itu, yakni digital interaction, interaksi melalui kantor pos, dan interaksi melalui agen-agen pos yang tersebar di seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 64.000 agen. Itulah bagaimana kita akan menyasar target market yang sudah kita tetapkan," ujarnya.