Sri Mulyani Ungkap Tantangan Fundamental Wujudkan Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • (ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/pri.)

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan tiga tantangan fundamental yang harus diselesaikan Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia Maju dan tidak terjebak dalam middle income trap.

MK: Pejabat Daerah dan TNI/Polri Tak Netral di Pilkada Bisa Dipidana

“Kalau kita mempunyai tekad untuk mencapai Indonesia Maju, maka dibutuhkan strategi, disiplin, kerja keras kita semua untuk bisa melewati kemungkinan terjadinya middle income trap karena trap (jebakan) itu real," kata Ani panggilan akrabnya saat Webinar di Jakarta, Kamis 1 April 2021.

Menurut dia, tantangan fundamental pertama yaitu rendahnya produktivitas yang terlihat dari gap infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan rendahnya tingkat adopsi teknologi.

MK: Pilkada Ulang Digelar Paling Lama 1 Tahun Setelah Kotak Kosong Menang

Untuk itu Ani menyampaikan perlunya perbaikan di tiga sumber pertumbuhan yakni kapital, tenaga kerja, dan total factory productivity untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi potensial.

“Kita lebih banyak tumbuh dengan menggunakan otot dan keringat, yaitu banyak modal dan tenaga kerja tetapi tidak menciptakan nilai tambah berdasarkan inovasi,” ujar Ani.

Roy Rizali Anwar Ditunjuk Jadi Plh Gubernur Kalsel Gantikan Sahbirin Noor

Kemudian, daya saing perekonomian Indonesia yang masih rendah dilihat dari sisi performance index (LPI) dan global competitiveness index.

Kurangnya infrastruktur menyebabkan biaya logistik Indonesia menjadi lebih mahal dan dampaknya menyebabkan daya saing Indonesia menjadi rendah. Begitu juga dengan daya saing tinggi di ukuran ekonomi dan stabilitas makro namun sangat tertinggal di kapasitas inovasi dan adaptasi teknologi.

“Arus barang mulai dari impor, ekspor, maupun infrastruktur ke tempat market itu masih menunjukkan ketiadaan kompetisi yang cukup tinggi. Ada faktor infrastruktur kita yang masih perlu dibangun,” jelas dia.

Sedangkan tantangan ketiga, kata Ani, ada pada aspek SDM ketenagakerjaan yang menghambat produktivitas, seperti rendahnya produktivitas, rendahnya daya siang, rentannya penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, permasalahan dan penciptaan lapangan kerja baru, link and match dalam pendidikan, serta karakter demografi dan industri 4.0 yang membutuhkan reformasi di bidang pendidikan.

Pemerintah pun menargetkan pada usia 100 tahun setelah kemerdekaan, Indonesia akan menjadi negara maju dengan ekonomi ke lima terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita mencapai US$23.199. (ant)

Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi

Penyaluran Bansos Disetop Sementara Selama Pilkada 2024, Ini Respons Pemprov Jakarta

Penyaluran bansos merupakan titik rawan jika dilakukan pada saat Pilkada.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024