Mentan Beri Sinyal Keberatan soal Impor Beras

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Sumber :

VIVA – Pemerintah Indonesia dan Thailand akan menandatangani MoU jual-beli beras Thailand sebanyak 1 juta ton pada akhir Maret 2021.

Garap Lahan Pertanian 20 Ha Pakai Padi Biosalin, PGN Gandeng BRIN hingga Pemkot Semarang

Saat memberi kuliah umum kepada mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memberi ‘sinyal’ keberatan soal impor beras.

"Yang aku minta serap dulu gabah kita. Kalau gabahnya bagus, jumlahnya bagus, ya logikanya tidak boleh imporlah," katanya tanpa mikrofon saat dia memotivasi mahasiswa seperti dilansir Selasa, 23 Maret 2021.

Malaysia Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370

Mentan kemudian menegaskan, bahwa secara umum stok bahan pokok untuk menghadapi Puasa Ramadhan dan Idul Fitri 2021 di dalam negeri cukup aman.

Kementan, katanya, terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait termasuk pemerintah daerah soal ketersediaan pangan. Stok pangan harus dijaga agar kebutuhan masyarakat terpenuhi dan harga jual bisa stabil.

Kelompok Petani Jeruk di Curup Bengkulu Jangkau Pasar Lebih Luas Berkat Pemberdayaan BRI

Namun saat ditanyai lebih lanjut, Mentan menolak mengomentari soal rencana impor beras yang sempat menjadi wacana dalam sepakan pekan terakhir.

Tanpa menjawab pertanyaan wartawan soal impor beras itu, Mentan langsung bergegas keluar dari ruangan aula Polbangtan Medan, usai memberi kuliah umum kepada mahasiswa Polbangtan itu.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, siap dicopot dari jabatan apabila salah dalam menjalankan tugas. Termasuk terkait kebijakan impor beras yang heboh di masyarakat saat ini.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Lutfi menegaskan, Kemendag tidak akan izinkan impor beras pada saat panen raya di Indonesia.  Da pun berjanji memegang komitmen tersebut.

"Saya siap dicopot kalau memang saya salah," ujar Lutfi di Gedung DPR, Senin 22 Maret 2021.

Lutfi membantah, turunnya harga gabah kering giling di petani saat ini sejatinya bukanlah karena heboh nya impor yang dilakukan Pemerintah. Tapi karena musim hujan yang terjadi awal tahun ini.

Tingginya intensitas hujan membuat gabah yang dihasilkan petani itu tidak memenuhi kriteria penyerapan yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog). Sebab, gabah itu basah dan tidak bisa segera diproses ke penggilingan.

"Pengering di tingkat petani tidak ada. Jadi begitu dipotong gabahnya itu harus dipotong kalau tidak busuk," tegasnya.

Terkait dengan impor beras, Mendag Lutfi menegaskan, ada aturan yang telah ditetapkan bahwa Bulog boleh menyerap beras impor sebanyak 500 ribu ton untuk memenuhi stok nya. Aturan itu ditetapkan dalam rapat kabinet akhir tahun lalu.

"Bulog minggu lalu, rabu atau kamis, menyampaikan pengadaan gabah petani baru 85 ribu yang mustinya sudah mendekati 500 ribu hari ini. Jadi ini penyerapan tidak baik ini menyebabkan stok Bulog mencapai paling berat di dalam sejarah," ungkapnya. (Ant)

Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

Menag Nasaruddin Berharap Peringatan Hari Ibu Jadi Penguatan Pemberdayaan bagi Perempuan

Menag mengucapkan selamat Hari Ibu kepada para ibu di seluruh Tanah Air. 

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024