Produksi Pupuk Batu Bara Nigeria, Indonesia Bakal Dapat Royalti

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia/Kemendag
Sumber :
  • VIVA/Andry Daud

VIVA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan, pupuk buatan Indonesia yang berbahan baku batu bara akan dimanfaatkan oleh Nigeria. Negara tersebut berencana menggunakan teknologi produksi pupuk itu.

Genjot Pertanian di Provinsi Banten, Andra dan Airin Sepakat Soroti soal Ketersediaan Pupuk

Rencana ini dikukuhkan dalam penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Saputra Global Harvest (SGH) dari Indonesia dengan MAAIC & MAAH dari Nigeria, mengenai rencana produksi dan pemasaran pupuk batu bara Saputra Futura di Nigeria.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menyatakan, dengan kerja sama ini, Indonesia akan mendapatkan royalti dari pemanfaatan teknologi Saputra dan Nigeria menjadi penyedia bahan baku batu bara.

Dituding Ruwet dan Bertele-tele, Pemerintah Pangkas Birokrasi Penyaluran Pupuk Subsidi

"Kami harap, selanjutnya, para perwakilan terus mendampingi dan menindaklanjuti kerja sama yang telah terjalin,” kata Kasan dikutip dari keterangan resmi, Kamis, 18 Maret 2021.

Kerja sama PT SGH dan MAAIC & MAAH diawali sejak Februari 2021, melalui pengiriman sampel pupuk yang diaplikasikan pada lahan pertanian padi dan sayuran di negara bagian Jigawa.

DPR: Kebijakan Mentan Amran Permudah Petani Daerah Terluar Tebus Pupuk Subsidi

Jika hasil panen yang diperkirakan pada Mei 2021 berlangsung baik, selanjutnya akan dilakukan pembelian pupuk Saputra senilai US$40 ribu oleh MAAIC & MAAH Ltd dengan harga yang dipastikan kompetitif.

Perkiraan kebutuhan pupuk Nigeria mencapai 1,8 juta ton per tahun untuk 3 juta hektare total luas lahan pertanian. Saat ini, sebanyak 80 persen pertanian di Nigeria menggunakan pupuk kimia (NPK) dan sisanya menggunakan pupuk urea.

Penggunaan kedua jenis pupuk tersebut dianggap menyebabkan penurunan kualitas nutrisi tanah di lahan pertanian Nigeria. Sedangkan, penggunaan pupuk batu bara tidak mengurangi kandungan nutrisi di dalam tanah.

Dengan begitu, Pendiri PT SGH Umar Hasan Saputra memastikan, produk pertanian yang dihasilkan dengan menggunakan pupuk batu bara memiliki kualitas baik dengan waktu panen relatif lebih cepat.

"Telah dipatenkan di Amerika Serikat. PT SGH memiliki target jangka panjang untuk memproduksi hingga 600 ton pupuk per tahun bekerja sama dengan pabrik pupuk di Nigeria," ujarnya.

Data Trademap Kementerian Perdagangan menunjukkan, nilai impor pupuk HS 3105 Nigeria pada 2019 mencapai US$20,3 juta dengan negara penyuplai utama adalah Maroko, Tiongkok, Spanyol, dan Italia.

Indonesia berada di peringkat ke-9 negara pengekspor pupuk ke Nigeria dengan nilai ekspor US$1.000. Adapun impor pupuk organik HS 3101 Nigeria hanya sekitar US$10 ribu dengan negara penyuplai utama yaitu Jerman, India, Inggris, dan Belgia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya