Erick Thohir Ungkap RI Masuk 5 Besar Negara Pencetak Startup di Dunia
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),Erick Thohir mengatakan, salah satu tren yang terjadi saat ini di kalangan anak muda inovatif Tanah Air, adalah adanya perubahan standarisasi bisnis. Khususnya di sektor yang mereka geluti.
Erick mengatakan, hal itu yang membuat akhirnya Indonesia berhasil masuk ke dalam Top 5 jumlah startup terbanyak di dunia.
"Ada Amerika, India, Inggris, Kanada, dan Indonesia," kata Erick dalam telekonferensi di Rakernas Hipmi XVII, Jumat 5 Maret 2021.
Baca juga: Jadi Penasihat APLI, Bamsoet Ingin Bisnis Direct Selling Gaet Fintech
Erick merinci bahwa Amerika Serikat menempati posisi teratas dengan total 66.806 startup, diikuti oleh India sebanyak 9.349 startup, Inggris sebanyak 5.548 startup, Kanada sebanyak 2.850 startup, dan Indonesia 2.219 startup.
Dia menegaskan, hal ini berarti ada perubahan standarisasi yang terjadi di kalangan pengusaha muda RI, yang terbukti menunjukkan kepada dunia internasional. Bahwa Indonesia mampu bersaing dalam pengembangan teknologi startup digital tersebut.
Karenanya, Erick menekankan pentingnya bagi Hipmi melakukan re-mapping dan mendata ulang bisnis-bisnis apa saja yang ke depannya akan hilang. Sebab, dengan networking yang dimiliki dan keberpihakan yang telah diberikan oleh Pemerintah saat ini, Hipmi bisa menjadi salah satu yang terdepan ketika terjadi adaptasi perubahan tersebut.
"Contoh, kita bicara electric vehicle battery atau EV battery, di mana kalau itu nanti jadi mobil listrik, 80 persen mobile charging-nya di rumah. Berarti apa? Bisnis pom bensin akan (memasuki masa) sunset," ujarnya.
Alih-alih dituding menakut-nakuti, Erick menegaskan bahwa kecepatan perubahan di era digital seperti saat ini memang benar-benar memungkinkan terjadinya hal-hal semacam itu.
Misalnya seperti munculnya tren bank digital dengan lahirnya Bank Jago. Yang diprediksi akan membuat aspek pembiayaan semakin murah meskipun dengan konsekuensi lain terkait penutupan kantor cabang bank.
"Hubungannya apa? Kalau yang bisnis properti, tadinya dia punya gedung disewa oleh cabang bank, bisa-bisa nanti 10 tahun ke depan tidak di sewa lagi sama banknya. karena banknya sudah tidak perlu outlet atau cabang," kata Erick.
"Makanya saya senang kalau saya memang bisa menjadi bagian, di mana saya menawarkan diri, untuk menjadi bagian penyusunan roadmap Hipmi tersebut. Kita yang konkret-konkret saja lah," ujarnya.