BUMN Ini Bikin Kincir Air Murah dan Hemat Energi untuk Budidaya Udang
- Antara/ Saiful Bahri
VIVA – PT Barata Indonesia (Persero) berhasil mengembangkan teknologi kincir air hemat energi menggunakan bahan-bahan lokal, yang akan digunakan untuk mendukung program budidaya perikanan nasional khususnya budidaya udang.
Direkur Keuangan dan SDM PT Barata, Rahman Sadikin, menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan hasil inisiasi dan kolaborasi badan riset lintas instansi, yakni Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Poltek KP Sidoarjo, juga tim Barata Indonesia.
"Kerja sama tersebut merupakan respon perseroan terhadap tantangan bisnis di tengah pemulihan ekonomi nasional secara adaptif melalui pengembangan bisnis kincir air," kata Rahman dalam keterangan tertulisnya, Kamis 4 Maret 2021.
Rahman mengatakan, kincir air yang ada di pasaran saat ini harganya relatif mahal, ditambah biaya operasional dan biaya perawatannya yang juga besar. Hal inilah yang menjadi motivasi bagi Barata sebagai BUMN Manufaktur, untuk berkolaborasi membuat inovasi teknologi kincir air hemat energi dari 100 persen bahan lokal.
Lebih lanjut, Rahman menjelaskan bahwa kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak. Kincir air memiliki fungsi sebagai penyuplai oksigen perairan tambak, dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah.
"Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak, sehingga menstabilkan kualitas air," ujarnya.
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanuddin, mengapresiasi dan mengaku bangga dengan langkah inovasi buatan anak negeri ini. Di mana, produk kincir air tambak merupakan kolaborasi yang luar biasa dan nyata, antara Perguruan Tinggi Vokasi dengan sektor Industri.
"Sehingga ke depan kebutuhan sarana prasarana untuk peningkatan ekspor udang ini dapat dipenuhi dari hasil inovasi dalam negeri dan menjadi produk kebanggaan Nasional," kata Safri.
Berdasarkan program Kemenko Marves, rencananya kebutuhan akan kincir air hingga tahun 2024 mencapai sebesar 1,5 juta unit. Hal ini dilakukan guna mendukung peningkatan budidaya udang lokal untuk ekspor hingga 250 persen. Barata sebagai BUMN Manufaktur pun telah berkomitmen dalam meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di semua proyek-proyek strategis nasional, dan juga produk-produk manufaktur yang dihasilkannya.
"Inovasi teknologi kincir air ini merupakan kontribusi nyata Barata dalam peningkatan ekspor udang yang kualitasnya tidak kalah dari impor," ujarnya.