Menko Luhut Undang UAE dan Bank Dunia Rehabilitasi Lahan Mangrove RI

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan
Sumber :
  • Maritim.go.id

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia merasakan dampak perubahan iklim yang sangat nyata. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi lahan mangrove yang dimiliki saat ini. 

Menhut Kunjungi TWA Angke Kapuk, Cek Kesiapan Fasilitas Hadapi Libur Nataru

Luhut mengatakan, peringatan dari alam ini harus segera dijawab lewat upaya yang nyata dan cepat melalui penyelamatan lingkungan. Salah satunya dengan merehabilitasi lahan kritis mangrove yang selama ini menjadi kekuatan besar berupa 75-80 persen sumber kredit karbon dunia.

Demi melakukan upaya penyelamatan lingkungan tersebut, Luhut bersama sejumlah Kementerian, Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah terkait melaksanakan Program Rehabilitasi Mangrove Nasional di Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, pada Rabu 3 Maret 2021.

Beda Pernyataan Luhut dan Kemenkeu soal PPN Naik Jadi 12% di 2025, Tunda Atau Lanjut?

Baca juga: Siap Jadi Ketum Kadin, Anindya Bakrie Dorong Kemajuan Ekonomi Daerah

"Sebanyak 20 persen dari luas mangrove dunia dan teridentifikasi 600 ribu hektare di antaranya kritis, maka dari itu saya punya target untuk menyelesaikan rehabilitasi lahan kritis tersebut dalam kurun waktu 4 tahun," kata Luhut dikutip dari akun Instagram-nya @luhut.pandjaitan, Rabu 10 Maret 2021.

Pulau Harapan Makin Hijau dengan 7.000 Mangrove Baru

Luhut memahami saat ini merehabilitasi lahan kritis tersebut merupakan pekerjaan besar. Untuk itulah pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo mengundang mitra strategis seperti Uni Emirate Arab dan World Bank agar ikut andil dalam mega proyek rehabilitasi mangrove. 

"Sekaligus kita bisa dengan bangga menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sangat peduli dan berkomitmen kuat untuk upaya penyelamatan bumi dan lingkungan," ujarnya.

Mega proyek ini, kata Luhut, akan menjadi program padat karya penanaman mangrove yang termasuk ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sehingga akan menyerap banyak sekali lapangan kerja khususnya bagi masyarakat pesisir pantai yang perekonomiannya juga terdampak pandemi COVID-19. 

"Saya sampaikan kepada seluruh K/L yang terlibat dalam kebijakan ini bahwa yang paling penting diingat adalah pekerjaan ini kita lakukan bersama-sama, bukan lagi pekerjaan satu pihak maupun satu orang saja," ujarnya

Luhut mengaku, ingin ada kontribusi aktif masyarakat dalam menjaga dan memelihara ekosistem mangrove menjadi energi terbesar bagi keberhasilan mega proyek ini. 

"Karena ‘Kick Off’ ini adalah permulaan sederhana sekaligus langkah besar yang kita lakukan bukan hanya untuk keberlangsungan hidup kita, tetapi juga bagi anak cucu kita. Agar mereka masih bisa menikmati lingkungan alam yang lestari warisan terbaik yang pernah kita kerjakan bagi mereka untuk masa depan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya