Sri Mulyani Targetkan Investasi Awal SWF Indonesia Rp300 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawari mengatakan, Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, yaitu Indonesia Investment Authority (INA) akan mampu menarik investasi hingga Rp300 triliun.

Siapkan Investasi Rp 267 Triliun hingga 2029, MIND ID Kerek Target Pendapatan Tahunan

Total dana yang berhasil ditarik ini akan menjadi dana kelolaan INA nantinya untuk membantu pembangunan di Indonesia dengan porsi dana 70 persen untuk investor dan INA sendiri 30 persennya.

"INA 30 persen dan investor 70 persen, maka kita berharap INA mampu menarik dana investasi sebesar Rp300 triliun akan bisa jadi partner dari INA," ujar Sri secara virtual, Rabu, 3 Maret 2021.

Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat dengan Prinsip FIRE (Financial Independence, Retire Early)

Meski begitu, Sri menekankan, target yang dipatok ini adalah target tahap awal yang masuk konservatif di periode pertama pembentukan INA. Namun, ke depannya akan terus berkembang pesat.

"Ini target konservatif, ini tentu akan lebih tinggi kalau INA sudah matang secara organisasi dan akan meningkat pada tahun-tahun mendatang," tegas mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.

Susun Roadmap, Bahlil Sebut Kebutuhan Investasi Hilirisasi Capai US$618 Miliar hingga 2040

Pemerintah diketahui telah resmi menyuntikan modal untuk Lembaga Pembiayaan Investasi (LPI) atau SWF Indonesia sebesar Rp15 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020.

Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 73 Tahun 2020 Tentang Modal Awal Lembaga Pengelola Investasi dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2020 Tentang Lembaga Pengelola Investasi.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara di Kementerian Keuangan, Isa Rachmatarwata, mengatakan dengan begitu, pemerintah tinggal menuntaskan sisa penyertaan modal negara (PMN) untuk SWF yang telah ditargetkan sebesar Rp75 triliun atau setara dengan US$5 miliar.

Untuk menuntaskan sisa suntikan yang mencapai Rp60 triliun dalam satu tahun anggaran, yakni pada 2021, Isa mengatakan pemerintah akan menggunakan berbagasumber, termasuk dari penawaran saham-saham BUMN.

"Caranya bisa diambil dari APBN 2021, sedang dibahas aplikasinya. Bisa juga dari aset-aset lain yang sudah dimiliki negara. Yang paling jelas bisa saja saham BUMN yang bisa kita sertakan sebagai PMN tambahan di SWF itu," tegas Isa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya