Harga Emas Hari Ini 3 Maret 2021: Global Turun, Antam Berkilau
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Harga emas internasional dibuka turun pada perdagangan Rabu pagi. Turunnya emas karena imbal hasil surat berharga Amerika Serikat terus menguat sehingga menekan logam mulia di pasar internasional.
Dilansir dari Economic Times, pada Rabu 3 Maret 2021, harga emas di pasar spot turun sebesar 0,2 persen ke level US$1.734,16 per ons. Sedangkan, emas berjangka AS tak bergerak atau stabil di level US$1.734,10 per ons.
Turunnya emas kali ini tak begitu besar, sebab surat berharga AS yang naik kini mulai stabil di level 1,4 persen. Hal itu, juga sejalan dengan potensi inflasi AS di musim semi usai ekonomi menguat dari dorong vaksin dan stimulus pemerintah.
Selain itu, turunnya emas juga karena investor menunggu perkembangan dalam RUU stimulus AS senilai US$ 1,9 triliun yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pekan lalu, namun saat ini Senat mulai memperdebatkan undang-undang tersebut.
Emas Domestik
Di dalam negeri, harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini dibanderol seharga Rp928 ribu per gram. Harga emas tersebut naik sebesar Rp5.000 per gram jika dibandingkan perdagangan kemarin.
Dikutip dari data Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, pembelian kembali atau buyback ditetapkan seharga Rp798 ribu per gram. Harga itu naik Rp6.000 per gram dibandingkan perdagangan kemarin.
Adapun untuk harga emas berdasarkan ukuran, yakni lima gram dijual Rp4,41 juta, 10 gram Rp8,77 juta, 25 gram Rp21,81 juta, dan 50 gram Rp43,54 juta.
Kemudian, emas 100 gram dibanderol Rp87,01 juta, 250 gram Rp217,26 juta, dan emas 500 gram Rp434,32 juta.
Selanjutnya, untuk ukuran emas terkecil dan terbesar yang dijual Antam pada hari ini, yaitu 0,5 gram dibanderol Rp514 ribu dan 1.000 gram senilai Rp868,6 juta.
Dan Antam mencatat untuk ukuran emas satu gram, dua gram, lima gram, 10 gram, 25 gram dan 1.000 gram pada hari ini tidak tersedia di butik logam mulia.
Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat
Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang berlaku mulai 1 Januari 2025 mendapat sorotan dari masyarakat.
