Intip Cara Menteri KKP Tebalkan Kas Negara dari Budidaya Perikanan

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono panen lobster hasil budidaya.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakini pengembangan budidaya perikanan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. Menurut Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, terobosan yang dibuat oleh jajarannya menjadikan budidaya perikanan berbasis teknologi, kajian ilmiah dan perencanaan bisnis yang matang.

Punya Masa Depan Cerah, LPEI Genjot Ekspor Bubuk Kelor supaya Makin Moncer 

Tujuannya semata-mata bukan sekadar meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir ataupun nelayan, tapi diyakini menambah pendapatan negara dari sektor kelautan dan perikanan.

“Seperti yang kita ketahui, perikanan budidaya mendapat perhatian Bapak Presiden Joko Widodo, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapat mandat untuk mengoptimalkan produksi perikanan budidaya sebanding dengan potensi yang dimiliki,” ujar Trenggono seperti dikutip dari laman kkp.go.id, Rabu 3 Maret 2021.

Bea Cukai Jambi Fasilitasi Ekspor 27 Ton Lidi Tujuan Tiongkok

Saat membicarakan hal itu, Trenggono memang kerap menyampaikan rencananya mendorong budidaya perikanan sebagai salah satu sumber pendapatan negara yang potensial. Ada dua terobosan dipaparkan olehnya terkait hal itu. Pertama Kementerian KP bakal fokus pada produk ekspor komiditas unggulan seperti udang, lobster dan rumput laut.

Komoditas udang dipilih menjadi prioritas mengacu data ekspor pada 2020. Volume ekspor udang Indonesia mencapai 239.227 ton dengan nilai US$2,04 miliar.

Anda Bisa Kaya dari Bisnis Ini? Coba Bisnis Jastip!

"Akuakultur adalah jawaban untuk membangun sektor perikanan Indonesia yang memiliki aspek pembangunan yang terdiri dari teknologi yang menjadi motor, lingkungan, sosial ekonomi dan pasar yang menjadi pertimbangan komoditas unggulan," ujarnya.

Untuk peningkatan produksi dan ekspor udang, KKP akan memfasilitasi pengembangan shrimp estate. Yakni mengembangkan sistem budidaya dengan skala intensif dengan target produksi berkisar 40 ton per hektare setiap tahunnya.

Ia juga, berbicara potensi komoditas rumput laut. Indonesia tercatat sebagai produsen rumput laut terbesar kedua setelah China, dengan volume ekspor pada 2020 sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai US$279,58 juta.

Selanjutnya, KKP, kata dia, terus mengupayakan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat dengan menggalakkan penggunaan bibit kultur jaringan, pembangunan kebun bibit, penyaluran penjemuran rumput laut, dan penyediaan gudang rumput laut yang menerapkan Sistem Resi Gudang.

Terobosan selanjutnya adalah pengembangan kampung budidaya dengan konsep Corporate Farming. Kampung perikanan budidaya ini mensinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha perikanan budidaya, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. 

Beberapa yang dikembangkan adalah kampung bioflok lele, kampung bioflok nila, kampung kerapu, kampung kakap putih, kampung lobster, kampung rumput laut, kampung patin, kampung lobster dan kampung ikan hias.

"Keterlibatan stakeholder perikanan budidaya berperan penting dalam mencapai kesejahteraan pelaku usaha budidaya,” ujar Trenggono.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya