Menko Luhut Tegaskan Kendaraan Listrik Masa Depan Indonesia
- Instagram/@luhut.pandjaitan
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melihat adanya dampak positif selama dunia mengalami pandemi COVID-19 selama sekitar satu tahun terakhir. Salah satunya adalah semakin masifnya penggunaan energi ramah lingkungan.
Untuk itu, Luhut menilai saat ini adalah waktu yang tepat untuk menggenjot perkembangam industri kendaraan listrik. Luhut menyebut saat ini sejumlah Kementerian dan Lembaga yang ada di Indonesia tengah membahas lebih lanjut mengenai Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL BB).
"Saya rasa saat ini adalah momentum terbaik untuk terus menggenjot perkembangan industri kendaraan berbasis listrik di Indonesia. Seperti hari ini, saya dan beberapa K/L terkait yang terlibat berkoordinasi untuk melihat perkembangan implementasi KBL BB di Indonesia," kata Luhut, dalam akun Instagramnya @luhut.pandjaitan, yang dikutip Senin, 1 Maret 2021.
Baca juga: Kabar Gembira, Beli Rumah Bebas PPN untuk Harga Sampai Rp2 M
Luhut juga menekankan kepada sejumlah pihak khususnya Kementerian Perhubungan dan Perindustrian untuk fokus pada analisis kebijakan model kawasan percontohan KBL BB atau biasa dikenal dengan istilah sand boxing. Dia menginginkan kawasan percontohan ini nantinya adalah wilayah terintegrasi yang punya daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Seperti di Bali misalnya, namun tidak tertutup kemungkinan kawasan percontohan akan ada di beberapa daerah lain yang memenuhi syarat. Saya berharap dalam waktu satu minggu sudah bisa diselesaikan road map kebijakan sand boxing ini," ujarnya
Selain itu, kata Luhut, untuk mendukung terwujudnya industri yang ramah lingkungan, dirinya ingin ada industri daur ulang baterai kendaraan listrik. Sehingga proses pemulihan lithium dari daur ulang baterai bekas akan mendorong tumbuhnya industri yang menghasilkan substitusi impor yang akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
"Peningkatan kemampuan belanja dalam negeri dengan semakin bertambahnya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Dengan begitu pemanfaatan TKDN dalam pengembangan industri KBL/BB akan terus diomptimalkan, sehingga lebih banyak porsi APBN kita yang bisa dialokasikan untuk TKDN. Dengan begitu kita tidak akan lagi bergantung kepada negara lain," ujarnya.
Luhut juga mengaku cukup senang mengetahui seluruh implementasi kebijakan pengembangan KBL BB ini berjalan dengan baik.
"Karena di masa depan, Indonesia akan mengambil peran yang besar dalam upaya pelestarian bumi dan lingkungan tempat tinggal kita lewat pemanfaatan sustainable energy di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia," ujarnya.