Canggih, Petani Garam di Madura Mulai Dapat Sentuhan Teknologi

Petani memanen garam di Desa Bunder, Pamekasan, Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Saiful Bahri

VIVA – Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mengembangkan riset dan inovasi. Salah satu yang disasar adalah Pulau Madura, Jawa Timur. Potensi di wilayah tersebut, dianggap mampu peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari berbagai sumber diantaranya perikanan, perikanan budidaya dan pengembangan kampung nelayan.

Wow! Ini Dia 10 Inovasi Gila-Gilaan yang Akan Mendominasi 2025

"Tujuannya untuk menghasilkan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan," kata Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, seperti dikutip VIVA, lewat akun Instagram miliknya, Senin 1 Maret 2021.

Trenggono mengatakan, riset dan inovasi yang didorong secara serius oleh kementerian juga untuk pemulihan ekonomi masyarakat dan tentu menyerap tenaga kerja. Lewat Badan Riset dan Sumber Daya Manusia atau BRSDMK, khusus untuk Madura perlu dilakukan pemetaan tambak untuk menentukan tambak yang aktif dan yang tidak, guna ditindaklanjuti bagi pengembangan perikanan budidaya.

Teknologi Ini bikin 'Umur' Kulit Panjang

Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, menambahkan pihaknya juga bakal membuat adanya kampung inovasi garam mulai dari hulu sampai hilir di beberapa lokasi di Madura sebagai model percontohan. Dikenal penghasil garam terbesar di Tanah Air, inovasi dibuat berupa Pompa Air tambak berbentuk Aplikasi Kincir Sumbu Vertikal yang bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia.

Inovasi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kecelakaan yang dialami oleh petani garam atau petambak akibat terbentur bilah kincir konvensional hingga mengakibatkan kematian.

Tergerus Digitalisasi dan Tren Teknologi, Mahasiswa yang Pengin Jadi Akuntan Kian Merosot

Dengan mengaplikasikan kincir sumbu vertikal, selain aman, juga tahan terhadap badai dan perubahan arah angin. Sebagai uji ketahanan dan uji respon petambak, alat ini dipasang di 10 tempat tambak garam rakyat.

"PSAL juga bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, dalam pembinaan dan pendampingan produksi garam rekristal. Kerja sama sejak 2018 ini merupakan rangkaian dukungan program Pemerintah Kabupaten Pamekasan untuk menciptakan 10.000 lapangan kerja," kata Sjarief.

Masyarakat Desa Bunder dan Desa Pandemawu Barat, Pamekasan, juga menggunakan inovasi alat dan metode pemurnian garam rekristal sistem rebus memanfaatkan kalori sampah.

Sjarief mengatakan, pihaknya telah membuat konsep technopark, yaitu kawasan bangunan yang diperuntukan bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi berdasarkan kepentingan bisnis.

Technopark bertujuan untuk mendorong pemerintah daerah, dalam rangka pengembangan riset untuk menghasilkan penemuan baru dan kerja sama antar pemangku kepentingan dari pemanfaatan dan transfer teknologi yang kuat antara pemerintah, industri, universitas, dan masyarakat sehingga meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Selain itu, ada pula inovasi alat Pemantau Lingkungan Tambak Garam atau disebut Pentagar.

“Pentagar diharapkan dapat memudahkan para peneliti untuk menganalisis berbagai fenomena iklim, cuaca dan parameter lingkungan tambak terkait produksi garam secara khusus maupun dinamika atmofser di wilayah pesisir secara umum,” kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya