Genjot Produksi Aspal Dalam Negeri, Kepala BKPM Kasih Insentif Pajak
- istimewa.
VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan insentif pajak investasi berupa tax holiday, terhadap perusahaan produsen aspal yang berada di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Bahlil mengatakan, insentif ini diberikan sebagai bentuk upaya pemerintah menggenjot produksi aspal dalam negeri. Sebab, ternyata selama ini Indonesia mengimpor aspal per tahun senilai Rp50 triliun.
Dia pun menekankan, jika produksi dalam negeri bisa digenjot sehingga mengurangi 50 persen aspal impor aspal, maka Indonesia dapat menghemat devisa sekitar Rp20 triliun.
"Hal ini sejalan dengan program Presiden RI yaitu mengoptimalisasikan sumber daya alam yang ada Indonesia, terutama aspal Buton. Ini adalah potensi Sulawesi Tenggara," kata dia secara virtual, Minggu, 28 Februari 2021.
Tax holiday yang diberikan Bahlil ini adalah kepada PT Kartika Prima Abadi (KPA). Perusahaan ini dipastikannya telah berproduksi dengan melibatkan pengusaha daerah dalam pembangunannya.
“Saya berharap dengan diberikannya fasilitas tax holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi,” ungkap Bahlil.
Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton pada 2020 sebanyak 16 proyek, terdiri dari 5 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) dan 11 proyek dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai investasi Rp2,8 triliun.
Buton, kata Bahlil telah sejak lama diketahui potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Namun pengelolaannya belum berjalan dengan optimal oleh karenanya perlu adanya peningkatan investasi.
PT KPA sendiri disebutkannya menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Perusahaan ini menggunakan bahan baku aspal Buton dengan kadar bitumen 20-30 persen. Nilai investasi pada tahap I mencapai sebesar Rp358 miliar.
Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2020 mencapai Rp21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang.
Berdasarkan sektor investasi, bidang usaha yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya lalu diposisi kedua adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dan posisi ketiga adalah Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan.
Baca juga: Jokowi Targetkan Investasi 2021 Rp900 T, Kepala BKPM: Insya Allah