Rupiah Melemah Tertekan Lambatnya Penurunan Suku Bunga Kredit

Uang kertas rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan Kamis, 25 Februari 2021. rupiah masih bergerak di kisaran bawah level Rp14.100 per dolar AS. 

Tak Cuma Jadi Utang Konsumtif, Ekonom Sebut Paylater Bisa Jadi Bantalan Ekonomi saat Daya Beli Lesu

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.104. Melemah dari level kemarin Rp14.089.

Sementara itu, di pasar spot hingga pukul 10.00 WIB, rupiah ditransaksikan si level Rp14.045 per dolar AS. Melemah dari pembukaan perdagangan Rp13.999.

BCA Tunggu Arah Kebijakan Kredit Pemerintahan Prabowo, Daya Beli Jadi Penentu

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan ini lebih dipicu sentimen terhadap suku bunga kredit perbankan yang lambat turun.

"Apabila perbankan tidak menurunkan suku bunga kredit maka masyarakat atau pengusaha akan terbebani dengan bunga yang tinggi. Sehingga masyarakat dan pengusaha enggan untuk meminjam dana di perbankan," tutur dia.

RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Sri Mulyani Sebut Perkembangan Positif

Baca juga: Jokowi Pantau Vaksinasi Massal untuk Wartawan di Senayan

Ibrahim melanjutkan, konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat akan berjalan apabila perbankan menurunkan suku bunga kredit. Karena, lanjut dia, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

"Oleh karena itu, perbankan harus berkomitmen untuk terus menjadi mitra bisnis strategis pemerintah dalam kaitannya dalam penyaluran berbagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan tujuan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat," ucapnya.

Dari eksternal, Ibrahim mengatakan, sentimen positif dipicu oleh pernyataan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk suku bunga rendah dan pembelian obligasi untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.

"Powell juga menepis kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang longgar dapat menyebabkan inflasi dan gelembung keuangan yang telah mendominasi 2021 sejauh skeptisisme tumbuh atas reli saham global," tegas dia.

Baca juga: Ciri-ciri Mayat Perempuan Bercelana Doraemon yang Gegerkan Warga Bogor

Ilustrasi Analisis Tren Pasar

Daya Beli Tahan Banting, Pasar Domestik Diprediksi Bakal Untung Kalau ...

Hasil Pemilu AS ) menimbulkan kekhawatiran di pasar global dan domestik. Analis memperkirakan pasar domestik berpotensi cuan apabila mampu meredakan aksi jual (net sell).

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024