Menteri Basuki Akui Proyek Jalan Jayapura-Wamena Masih Diganggu KKSB
- VIVA/Aman Hasibuan (Papua)
VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan masih mencari cara untuk menuntaskan keseluruhan proyek jalan Trans Papua Jayapura Wamena sepanjang 575 kilometer.
Basuki mengatakan untuk pembangunan proyek tersebut masih mengalami kendala kondisi keamanan di sekitar wilayah tersebut yang belum kondusif. Terutama akibat gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Kelompok Kriminal Sparatis Bersenjata (KKSB).
"Namun karena kondisi keamanan dengan segala risikonya, semua sudah sambung, tinggal pasang jembatan, tinggal 30-an, sampai sekarang belum bisa karena kondisi kemanan," kata dia dikantornya, Senin, 22 Februari 2021.
Mulanya, Basuki menegaskan, proyek tersebut ditawarkan dengan skema Kerja Sama Badan Usaha (KPBU) Availability Payement (AP). Skema ini ditawarkan untuk proyek sepanjang 75 km dari Nduga ke Wamena.
Namun, akibat kondisi kemanan itu juga, Basuki mengungkapkan bahwa arah pembangunannya akan diubah terlebih dahulu dengan menggunakan ruas dari Pelabuhan Depapre langsung ke Wamena sepanjang 270 km.
"Nah ini kalau bisa di AP kan dengan kepastian tembus Wamena pasti kemahalan akan turun karena kondisinya aman bisa kita lakukan konektivitas tersebut," tegas Basuki.
Meski demikian, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menambahkan bahwa perlunya ada skema tambahan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memanfaatkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
"Izin pak menteri kami usulkan juga apabila ruang fiskla memungkinkan untuk penanganan Jayapura-Wamena agar tuuntas yang kira-kira 50 km panjangnya kombinasi antara KPBU AP 50 km dan SBSN 25 km," tegas dia.
Dengan tersambungnya Jalan Trans Papua rute tersebut, dipastikannya harga-harga komoditas di Papua untuk segala sektor bisa turun, sebab ongkos logistiknya bisa diturunkan dengan dikombinasikan Tol Laut.
"Karena sifatnya yang performance base kami menyadari kegiatan KPBU AP ini menuntut profesionalisme, rasa tanggung jawab, disiplin tinggi, baik tertib administrasi dan tertib teknis maupun juga kemampuan manajerial," jelas Hedy.