Sektor Transportasi Alami Kontraksi Terdalam pada Kuartal IV-2020

Protokol Kesehatan di Kereta Rel Listrik KRL Commuter Line
Sumber :
  • v

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat pada kuartal IV-2020 ekonomi Indonesia masih alami kontraksi hingga mencapai 2,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Atau minus 0,42 persen dibandingkan kuartal III-2020.

Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi RI dan Sejumlah Negara Tahun 2024

Dari catatan tersebut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan dari sisi lapangan usaha yang alami kontraksi paling dalam pada kuartal IV-2020 adalah sektor transportasi dan pergudangan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto menjelaskan kontraksi paling dalamnya sektor transportasi disebabkan oleh fenomena terbatasnya pergerakan atau mobilitas masyarakat sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-10.

Mandiri Investment Forum 2025: Strategi Investasi dan Inovasi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia

Menurut dia, pada kuartal IV-2020 sektor transportasi dan pergudangan kontraksi hingga minus 13,42. Angka tersebut terlihat lebih baik jika dibandingkan pada kuartal II-2020 yang minus 30,8 persen dan kuartal III-2020 yang minus 16,71 persen.

"Meski alami perbaikan, namun sektor transportasi masih yang paling dalam terkontraksi dan itu disumbang paling dalam oleh transportasi berbasis udara dan rel," jelas Kecuk panggilan akrab Suhariyanto dalam konferensi persnya, Jumat 5 Februari 2021.

Target Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Meleset, Sri Mulyani Ungkap Biang Keroknya

Kecuk menuturkan, kontraksi dalamnya sektor transportasi rel terlihat bukan hanya karena transportasi kereta jarak jauh, melainkan anjloknya transportasi kereta dalam kota atau KRL.

Adapun dari pertumbuhannya, sektor transportasi berbasis rel kontraksi hingga mencapai -45,56 persen, lalu angkutan udara masih paling dalam kontraksinya hingga mencapai -53,81 persen, pergudangan -13,12 persen, angkutan sungai danau -12,28 persen, angkutan darat -3,50 persen dan angkutan laut -1,19 persen.

"Jadi karena ada pandemi COVID-19, jadi mobilitas sangat terbatas sehingga menyebabkan sektor transportasi mengalami kontraksi sangat dalam," ujarnya.

Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, di acara diskusi 'Menggali Sumber Ekonomi Potensial Menuju Pertumbuhan 8 Persen', yang digelar di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Februari 2025

Ekonomi Nasional Hadapi Jatuh Tempo Utang Pemerintah Era COVID-19 dan Ancaman Krisis Finansial

Ekonom sekaligus Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, mengingatkan soal besarnya utang pemerintah akibat ekspansi fiskal saat hadapi COVID-19

img_title
VIVA.co.id
13 Februari 2025