Heboh Gerakan Wakaf Uang, Dahlan Iskan Ungkap Sikap Ketua BWI
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
VIVA – Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan ikut berkomentar terkait wakaf uang yang jadi pembicaraan belakangan ini. Wakaf uang heboh di media sosial karena munculnya kecurigaan negara akan menggunakan uang wakaf.
Apalagi wakaf uang ini digalakkan di saat negara sedang kesulitan uang. Wakaf uang sendiri diluncurkan langsung oleh Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan.
"Di tengah heboh-heboh itu ada yang tenang-tenang saja. Pak Nuh (Kepala Badan Wakaf Indonesia/BWI)," ujar Dahlan dikutip dari Disway.id, Rabu 3 Februari 2021.
Bahkan, lanjut Dahlan, Mohammad Nuh sebagai Ketua BWI ingin wakaf ini dihebohkan agar jadi perhatian.
"Hebohkan saja terus. Agar wakaf semakin jadi perhatian," ujar Nuh sebagaimana disampaikan Dahlan.
Dahlan mengungkapkan Ketua BWI itu ternyata tenang-tenang saja mengikuti heboh soal wakaf uang belakangan ini. Meskipun wakaf dicurigai bakal dipakai oleh pemerintah untuk membiayai defisit anggaran.
Menurut Nuh, ungkap Dahlan, fenomena hebohnya isu wakaf uang di masyarakat ini bisa diambil hikmah bahwa kepercayaan masyarakat memang sedang rendah. Namun sisi baiknya wakaf kini semakin dikenal masyarakat.
Ditegaskan pula bahwa BWI tidak boleh mengambil sedikit pun aset wakaf untuk biaya mengurus wakaf itu sendiri. Berbeda dengan Zakat Infaq dan Sedekah yang bisa digunakan sampai 10 persen.
Lalu dimana uang wakaf itu disimpan?. Dahlan mengungkapkan wakaf uang itu sebagian besar disimpan di Sukuk atau surat berharga syariah, tidak bisa disimpan di Surat Utang Negara (SUN). Lalu apakah bisa dimasukkan ke dalam Sovereign Wealth Fund (SWF).
"Belum dibicarakan. Harus dikaji dulu," jawab Nuh kepada Dahlan.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menyinggung pengembangan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf. Menurut Presiden, potensi wakaf di Indonesia sangat besar, entah itu yang benda bergerak ataupun tidak, termasuk dalam bentuk uang.
"Potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp2 ribu triliun, dan potensi wakaf uang bisa menembus angka Rp188 triliun. Oleh karena itu, kita perlu perluas lagi cakupan pemanfaatan wakaf, tidak lagi terbatas untuk tujuan ibadah, tetapi dikembangkan untuk sosial ekonomi yang memberikan dampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam masyarakat," kata Jokowi saat menghadiri acara Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Peresmian Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin, 25 Januari 2021.
Jokowi menyebut, gerakan yang dicanangkan secara nasional ini menjadi penting. Bukan sekadar kepedulian. Tapi bagaimana membangun kesadaran masyarakat terhadap literasi ekonomi dan keuangan syariah. Sistem ekonomi syariah, juga kata Kepala Negara, telah berjalan di negara-negara seperti Jepang, Thailand, Inggris dan Amerika Serikat.
"Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sudah saatnya kita memberikan contoh, praktik pengelolaan wakaf yang transparan, yang profesional, yang kredibel, yang bisa dipercaya, dan dapat memberikan dampak produktif bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam, serta sekaligus memberikan upaya signifikan dalam menggerakkan ekonomi nasional kita," kata dia.