Soal BLT, Chatib Basri: Bantuan Itu Paling Dibutuhkan Masyarakat

Muhammad Chatib Basri.
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

VIVA – Ekonom Chatib Basri menegaskan bahwa bentuk bantuan yang sangat berharga dan terasa manfaatnya bagi masyarakat di tengah situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini adalah bantuan langsung tunai (BLT).

Selamat! NIK KTP Ini Berhak Dapat Bansos BLT Dana Desa, PKH, BPNT dan PIP yang Cair Desember 2024

"Kalau ingin beri bantuan, berilah bantuan yang paling fleksibel yaitu BLT," kata Chatib dalam telekonferensi, Jumat 29 Januari 2021.

Chatib mengaku bahwa secara spesifik dirinya selalu bicara mengenai BLT, sejak awal bantuan pemerintah bagi masyarakat ramai dibicarakan ketika pandemi COVID-19 merebak di Tanah Air Maret 2020.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Sebab, salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah masalah sembako sebagai format bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, yang menurutnya memiliki sejumlah kelemahan. 

Di mana, salah satunya, kata dia, yakni terkait dengan bahan makanan apa yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya di tengah kondisi sulit saat pandemi COVID-19.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Persoalannya, kita tidak mengetahui makanan apa yang dibutuhkan orang. Kalau dia tidak butuh, yang terjadi adalah makanan yang diperoleh itu akan dijual lagi," ujarnya.

Dia menambahkan, dengan fleksibilitas yang dimiliki oleh BLT sebagai format bantuan pemerintah bagi masyarakat, maka hal itu juga akan sangat bermanfaat bagi para pekerja informal.

Sebab, menurutnya, para pekerja informal merupakan salah satu segmen di dalam masyarakat, yang sangat merasakan dampak terberat secara ekonomi akibat merebaknya pandemi COVID-19 ini. 

"Yang terpukul paling dalam adalah pekerja informal, kelompok menengah ke bawah," kata Chatib.

Dia menjelaskan, akibat pandemi COVID-19, mereka yang bekerja di sektor informal sudah kehilangan pendapatannya hingga mencapai sekitar 30 persen. Hal itu jelas berbeda dengan orang yang bekerja di sektor bisnis yang hanya terpengaruh sekitar 15 persen, atau bahkan pegawai berpendapatan tetap yang tidak terlalu terpengaruh secara ekonomi.

"Makanya sejak pandemi terjadi, saya tidak pernah bosan mengatakan bahwa kebijakan pemerintah adalah memberikan BLT (kepada masyarakat)," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya